Kolose 4 : 12 – 18 >>> berbicara tentang pergumulan.
Kolose 4 : 17, Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: Perhatikanlah,
supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya.
Ini adalah salah satu bentuk pergumulan. Pergumulan kita dihari-hari ini adalah
supaya ibadah pelayanan yang kita terima dari TUHAN dapat kita jalankan dengan
sepenuhnya.
Arti kata sepenuhnya adalah:
- dengan sepenuh hati
- setia dari awal sampai akhir
TUHAN tidak pernah menipu kita, asalkan kita beribadah melayani dengan sepenuhnya
dan hasilnya akan sangat jelas yaitu dapat kita baca di dalam
2 Petrus 1 : 10, 11,
10. Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya
panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu
tidak akan pernah tersandung.
11. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki
Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
Jadi kalau kita melayani dengan sepenuhnya, maka hasilnya adalah kita juga
akan mendapatkan hak penuh untuk masuk ke dalam kerajaan kekal/Yerusalem Baru.
Jika kita melayani tidak dengan penuh, maka akan berbahaya, sebab haknya juga
tidak akan penuh bahkan dapat habis. Oleh sebab itu kita harus menjaganya; di
ay 10 dikatakan supaya kita jangan sampai tersandung di dalam pelayanan.
Ada tiga hal yang membuat/menjadikan kita menjadi batu sandungan yaitu:
- Yehezkiel 18 : 30, 31,
30. Oleh karena itu Aku akan menghukum kamu masing-masing menurut tindakannya,
hai kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bertobatlah dan berpalinglah
dari segala durhakamu, supaya itu jangan bagimu menjadi batu sandungan, yang
menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan.
31. Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan
perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?
Durhaka/kedurhakaan, ini sama dengan tidak dengar-dengaran/memberontak. Kalau
ada kedurhakaan/tidak dengar-dengaran sekalipun kita sudah melayani TUHAN,
maka ini yang menjadi batu sandungan dan harus kita waspadai.
Jika ada kedurhakaan/ada roh tidak dengar-dengaran, maka prakteknya di dalam
Ibrani 10 : 25 – 27,
25. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati,
dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
26. Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang
kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
27. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api
yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
Prakteknya adalah tidak mau beribadah melayani TUHAN/tidak setia sampai meninggalkan
ibadah pelayanan sehingga menjadi batu sandungan.
Kita tahu bahwa membunuh, berdusta itu adalah berdosa, tetapi di ayat di atas
ini jelas dikatakan bahwa meninggalkan ibadah itu adalah dosa.
Tidak beribadah/meninggalkan ibadah itu merupakan :
- dosa yang dimulai dari dosa kebiasaan, artinya kalau kita tidak beribadah/meninggalkan
ibadah, maka kita tidak merasakan apa-apa/tidak merasa berdosa/tidak merasa
bersalah sebab sudah biasa. Kalau dulu, kita tidak beribadah/tidak melayani
TUHAN, maka kita merasa biasa sebab dipikir masih ada minggu depan, masih
ada bulan depan. Dan ini akan meningkat menjadi
- dosa sengaja dan ini sudah merupakan kedurhakaan dan akibatnya kita
akan dihukum dengan api neraka. Semoga kita mengerti.
Semua dari kita menghadapi batu sandungan baik ia itu para pelayan TUHAN/orang
yang beribadah/hamba-hamba TUHAN/ana-anak TUHAN menghadapi batu sandungan
yang namanya durhaka/roh-roh yang bergentayangan/penguasa udara (Ef 2).
Roh durhaka/roh tidak dengar-dengaran yang mau menyandung kehidupan kita ini,
tetapi ada jalan keluarnya yaitu di dalam Yehezkiel 18 : 31,
Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan
perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?
Kita harus mengalami pembaharuan batin/hati dan prosesnya adalah lewat bertobat/berhenti
berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN = mati terhadap dosa dan sesudah mati,
maka dikuburkan lewat baptisan air >>> ini adalah pembaharuan hati
nurani dan juga pembaharuan pikiran.
Apa yang dimaksud dengan hidup baru?
Roma 6 : 4, Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama
dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita
akan hidup dalam hidup yang baru.
Sesudah bertobat/berhenti berbuat dosa/mati terhadap dosa, kemudian dikuburkan
bersama YESUS lewat baptisan air, kemudian dibangkitkan di dalam hidup baru
yaitu pembaharuan hati nurani dan pikiran sehingga tidak dapat dikuasai oleh
roh durhaka.
*Hidup yang baru dimulai dari hati yang menjadi baru >>> 1
Petrus 3 : 20, 21,
20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat
kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan
bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan
oleh air bah itu.
21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya
bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati
nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Dulu di jaman Nuh ada roh durhaka, sampaipun anak kecil juga durhaka. Kita
harus berhati-hati dan mendoakan anak-anak kita, sebab di jaman Nuh, tidak
ada seorangpun anak kecil yang selamat. Kalau kita memiliki anak kecil yang
mau datang ke gereja, maka kita jangan melarang sebab kalau anak kecil tidak
mau ke sekolah Mingga maka itu akan berbahaya sebab banyak roh durhaka yang
menimpa anak-anak kecil. Kalau ada anak kecil yang mau ikut ke gereja >>>
kita ajak, kita doakan dan kita tertibkan sebab ini baik sekali daripada anak
itu terkena roh durhaka dan ia akan meninggalkan TUHAN. Semoga kita mengerti.
Kolose 3 : 1, 2,
1. Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah
perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
2. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Di dalam baptisan air, kita dikuburkan dan dibangkitkan dalam hidup baru yaitu
hati nurani yang baik (1 Pet 3) sehingga kita menjadi taat dan dengar-dengaran
dan roh durhaka tidak dapat menguasai kita. Kemudian hasil yang kedua adalah
**pikiran yang baru yaitu memikirkan perkara yang di atas/memikirkan perkara
yang rohani lebih dari perkara yang di bumi. Kalau pikiran yang lama, maka
sudah jelas akan memikirkan perkara yang di bumi lebih dari ibadah. Hal ini
tidak akan masuk akal jika kita berkata kepada orang dunia bahwa kita lebih
mengutamakan ibadah terlebih dahulu/TUHAN terlebih dahulu.
Mari saudaraku! Sementara TUHAN menghendaki kita bergumul sampai ibadah kita
dari awal sampai akhir agar menjadi jelas upahnya yaitu kita mendapatkan hak
penuh tetapi kita juga menghadapi batu sandungan dan ini harus kita jaga sebab
batu sandungan/kedurhakaan ini menginginkan supaya pelayanan kita itu berhenti
di tengah jalan. Batu sandungan itu namanya kedurhakaan/roh tidak dengar-dengaran
dan ini yang membuat orang jatuh tergeletak.
Jalan keluarnya adalah:
- bertobat dan masuk dalam baptisan air/pembaharuan dalam hidup yaitu
hati yang baru/hati yang dengar-dengaran.
- dan juga pikiran yang baru yaitu hanya memikirkan perkara di surga/ibadah
pelayanan lebih dari perkara di bumi dan ini adalah orang yang tidak dapat
menjadi durhaka dan juga tidak mungkin dapat tersandung. Semoga kita dapat
mengerti.
Mazmur 139 : 23, 24,
23. Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah
pikiran-pikiranku;
24. lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Perjalanan hidup kita dalam mengikut YESUS dan juga pelayanan kita menjadi
kekal/tidak pernah tersandung kalau hati dan pikiran selalu diselidiki/dibaharui.
Kita jangan mengorbankan perkara surga dengan perkara yang di bumi sebab itu
berarti kita masih memiliki pikiran yang duniawi/pikiran Esau yang mengorbankan
hak kesulungan demi sepiring makanan. Kita mohon kepada TUHAN sebab sesudah
masuk dalam baptisan air, tetapi hasil dari pikirannya bagaimana? Kalau pikiran
dibaharui dengan mengutamakan TUHAN, maka jalan hidup kita tidak akan pernah
tersandung tetapi jalan hidup kita mengikuti TUHAN sampai pada kekekalan yaitu
mendapatkan hak penuh untuk masuk ke dalam kerajaan surga yang kekal. Semoga
kita mengerti.
- Yehezkiel 7 : 19, 20,
19. Perak mereka akan dicampakkan ke luar dan emas mereka akan dianggap
cemar. Emas dan peraknya tidak akan dapat menyelamatkan mereka pada hari kemurkaan
TUHAN. Mereka tidak akan kenyang karenanya dan perut mereka tidak akan terisi
dengannya. Sebab hal itu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan mereka ke
dalam kesalahan.
20. Mereka menghiasi dirinya dengan emas dan peraknya dan kepermaian perhiasan
ini membawa mereka dalam kecongkakan. Dari emas dan perak itu mereka membuat
patung-patungnya yang keji dan dewa-dewanya yang menjijikkan; oleh sebab itu
Aku akan menjadikan emas dan peraknya cemar bagi mereka.
Batu sandungan yang kedua ini adalah kita harus berhati-hati di dalam
ibadah pelayanan adalah emas dan perak secara jasmani/kekayaan >>>
mengapa demikian? Jawabannya adalah:
- kalau kita beribadah dan melayani TUHAN hanya untuk mencari/puas dengan
kekayaan jasmani, maka hal itu akan menjadikan kita tersandung di dalam
keinginan akan uang. Beribadah itu bukanlah tujuan utama untuk menjadi
kaya, sebab kalau saudara ingin kaya, maka saudara harus bekerja di dunia.
Tujuan utama mengikut TUHAN adalah menjadi selamat/kekal dan sempurna.
- salah menggunakan berkat dari TUHAN sekalipun mas dan perak itu datangnya
dari TUHAN tetapi karena di salah gunakan, maka berkat itu akan menjadi
sandungan sebab kekayaan itu hanya untuk menghiasi diri sendiri/untuk
kepentingan diri sendiri/egois sehingga ia menjadi kikir dengan tidak
mengingat orang lain yang membutuhkan. Tetapi mereka juga membuat patung
berhala >>> karena salah menggunakan berkat jasmani, maka berkat
jasmani itu menjadi berhala.
Penyembahan berhala = serakah.
Tadi egois itu akan menjadi kikir >>> semuanya untuk diri dan untuk
menghiasi diri sendiri.
Membuat patung-patung berhala >>> tidak dipakai untuk diri sendiri
tetapi dibuatkan patung >>> berkat jasmani menjadi berhala.
Penyembahan berhala = serakah >>> mengambil milik orang lain.
Di dalam gereja banyak orang yang serakah dengan mengambil milik TUHAN yaitu
persepuluhan dan persembahan khusus. Ingat saudaraku! di dalam berkat jasmani
yang kita terima, selain ada milik TUHAN, ada juga milik orang lain yang membutuhkan.
Kalau kita mengambil milik TUHAN, berarti kita serakah, tetapi kalau kita
tidak memberi kepada orang lain yang membutuhkan, berarti kita kikir dan ini
berarti sebuah batu sandungan. Semoga kita mengerti.
Jadi:
- Batu sandungan yang pertama adalah kedurhakaan/tidak dengar-dengaran.
- Batu sandungan yang kedua adalah kekayaan jasmani, mengapa demikian?
Karena kita beribadah hanya mencari emas dan perak/beribadah hanya puas
dengan mencari perkara-perkara jasmani dan ini akan menjadi batu sandungan.
Atau sesudah kita diberkati, tetapi kita salah menggunakan berkat sehingga
kita menjadi kikir karena hanya untuk diri sendiri/egois/untuk menghias
diri sendiri dan juga serakah dengan membuat patung berhala sehingga mengambil
milik TUHAN. Oleh sebab itu kita harus berhati-hati.
Sekarang ini bagaimana jalan keluarnya supaya kita tidak tersandung dengan
emas dan perak yang jasmani? Jalan keluarnya adalah kita harus mengejar dan
memiliki emas dan perak yang rohani di dalam ibadah pelayanan kita. Mari saudaraku!
kita datang beribadah, saya datang dari Malang >>> apa yang kita
kejar? Kalau kita datang hanya untuk mengejar emas dan perak yang jasmani,
maka tidak akan ada gunanya sebab kita akan tersandung dan menjadi hancur.
Bagaimana proses dan siapa yang dapat memiliki emas dan perak yang rohani?
Maleakhi 3 : 1 – 3,
1. Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku!
Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat
Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN
semesta alam.
2. Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat
tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni
logam dan seperti sabun tukang penatu.
3. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan
Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak,
supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada
TUHAN.
Yang berhak memiliki emas dan perak yang rohani ialah orang Lewi yaitu para
imam-imam dan raja-raja/orang yang memiliki/memangku jabatan dan pelayanan
serta karunia-karunia Roh.Kudus.
Bagaimana proses untuk menjadi imam-imam dan raja-raja, sebab tidaklah semudah
itu untuk mendapatkan emas dan perak secara rohani dengan menjadi imam-imam
dan raja-raja?
Prosesnya ada di ay 2 yaitu melalui penyucian dan pemurnian. Penyucian lewat
apa? Lewat sabun tukang penatu dan apa yang dimaksud dengan sabun tukang penatu?
Sabun ini untuk membersihkan pakaian dan ini adalah Firman pengajaran/Firman
penyucian. Firman penginjilan itu penting tetapi hanya untuk memanggil orang
berdosa datang kepada TUHAN; sesudah penginjilan, harus dilanjutkan dengan
Firman pengajaran, tetapi juga tidak cukup dengan hanya menyampaikan Firman
pengajaran, tetapi harus seperti sabun tukang penatu. Jika saudara menyabun
pakaian, maka harus maju, mundur untuk kemudian dikucak. Jadi, penyucian lewat
sabun tukang penatu berarti penyucian oleh Firman pengajaran lewat sistim
penggembalaan yang diulang-ulang. Demikian juga seperti bunyi kokok ayam yang
diulang-ulang yang terdengar sederhana tetapi pendeta senior Petrus dapat
bertobat lewat kokok ayam/Firman penggembalaan.
Oleh sebab itu doakan kami para hamba-hamba TUHAN yang masih membawakan Firman
penginjilan, mereka harus meningkat untuk membawakan Firman pengajaran. Dan
bagi yang sudah dipercayakan membawakan Firman pengajaran tetapi belum dalam
sistim penggembalaan/penyampaian Firman TUHAN belum berurutan tetapi masih
ambil sini ambil sana. Bagaimana kalau kita menyuci pakaian tetapi kita meloncat-loncat
>>> satu bagian belum bersih, kita sudah berpindah ke bagian yang
lain. Dulu saya menyuci pakaian sendiri dan saya mulai menyuci dengan bagian
kraag/leher baju terlebih dahulu, dan tentunya saya menyuci sampai bersih,
bukannya belum bersih, kemudian saya sudah berpindah ke bagian yang lain,
setelah bersih baru kemudian saya berpindah ke bagian yang lain.
Demikian juga kalau hendak membangun rumah, harus membangun secara berurutan
yaitu dimulai terlebih dahulu dari dasar/fondasi, kemudian baru dilanjutkan
dengan membangun tembok. Tidak bisa kita membangun dengan cara loncat sini
loncat sana.
Dan juga di dalam pekabaran Kabar Mempelai, banyak kali masih asal comot,
belum secara penggembalaan dan ini juga termasuk saya yang juga harus didoakan.
Memang berat saudaraku! dalam satu tema, tetapi harus disampaikan secara berurutan.
Sabun tukang penatu ini untuk menyucikan apa? untuk menyucikan baju/pakaian
pelayanan/pakaian putih dari noda-noda supaya menjadi putih. Inilah pakaian
pelayanan yang disucikan lewat Firman pengajaran dalam sistim penggembalaan.
Noda yang paling utama di dalam Matius 25 tentang talenta yaitu noda jahat
dan malas. Orang yang memiliki satu talenta tetapi ia sembunyikan, sedangkan
yang diberi lima talenta, ia mengerjakan sampai berkembang menjadi sepuluh
talenta.
Hati-hati bagi siswa/i Lempin-El, saya seringkali mengatakan kalau kita bodoh,
TUHAN masih dapat memakai kita, tetapi kalau kita malas, maka TUHAN tidak
dapat memakai kita karena itu berarti kita tidak setia. Demikian juga sebaliknya,
biar kita hebat tetapi kalau kita malas, kita tidak dapat dipakai oleh TUHAN.
Malas/tidak setia dengan pasangannya adalah jahat dan ini adalah noda pada
pakaian yang harus disucikan lewat Firman pengajaran dalam sistim penggembalaan
sehingga pakaian itu menjadi putih yaitu setia dan baik.
Matius 25 : 21, 26,
21. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
26. Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu
sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut
dari tempat di mana aku tidak menanam?
Jahat itu seperti iri hati, memfitnah, menjelekan orang. Di sini, YESUS itu
dituduh sebagai orang yang kejam >>> orang yang tidak setia, pasti
menjadi jahat dan ini yang harus disucikan sampai menjadi pakaian yang putih/suci.
Ay 21 >>> baik dan setia adalah pakaian kesucian/hidup suci. Orang
yang setia dan baik akan mengalami kebahagiaan dari TUHAN sampai pada kebahagiaan
dari Pesta Nikah Anak Domba dan juga dipercayakan dalam pelayanan yang lebih
besar.
Sekarang pemurnian lewat api >>> Maleakhi 3 : 2,
Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang
dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang
pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
Api dari tukang pemurni logam untuk membersihkan karat-karat di sebelah dalam.
Kalau noda itu berada di sebelah luar/penyucian tetapi lebih dari penyucian
ini adalah pemurnian dengan api pemurni logam untuk membersihkan karat di
bagian dalam dan seringkali karat ini tidak terlihat dan ini berbahaya, oleh
sebab itu diperlukan pemurnian.
Matius 23 >>> banyak hamba-hamba TUHAN itu seperti kuburan >>>
di luar terlihat baik karena suka memberi/terlihat benar dan suci, tetapi
bagian dalamnya berkarat/tulang belulang/kotoran. Dan untuk ini, saya dikoreksi
sebab sekarang ini banyak hamba TUHAN/anak TUHAN seperti ini yaitu berkarat
di bagian dalam.
1 Petrus 4 : 12, Saudara-saudara yang kekasih, janganlah
kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah
ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
Nyala api tukang pemurni logam adalah nyala api siksaan = percikan darah =
sengsara bagi daging, untuk apa nyala api ini? Untuk membersihkan karat-karat.
Kita dapat membayangkan, bagaimana kalau emas dan perak itu berkarat? Di dalam
srt Yakobus ada emas dan perak yang berkarat dan hal ini sudah keterlaluan,
sebab yang saya tahu emas dan perak itu berapa karat bukannya berkarat. Jadi
emas dan perak yang berkarat (srt Yakobus) maka harus dimurnikan.
Kita sudah disucikan/disabun >>> kalau baju itu setelah dicuci, kemudian
dijemur lalu disetrika/terkena panas >>> inilah sengsara bagi daging
tanpa berbuat dosa/percikan darah/nyala api siksaan untuk menyucikan kita
supaya kita tampil sebagai emas dan perak yang murni.
Emas itu apa? Emas yang murni itu adalah sifat Ilahi dan salah satunya adalah
‘takut akan TUHAN’ dan ini adalah emas yang tidak berkarat. Banyak
orang yang takut kepada manusia/banyak yang munafik dan contohnya adalah Musa
waktu ia mau melayani orang Israel yang berkelahi dengan orang Mesir, ia menoleh
ke sana dan ke mari terlebih dahulu, sebab ia takut kepada manusia, kemudian
ia mengubur mayat orang Mesir itu ke dalam pasir. Banyak kemunafikan karena
kita melayani TUHAN hanya melihat manusia. Oleh sebab itu biarlah kita menjadi
emas yang murni yaitu takut akan TUHAN.
Amsal 8 : 13, Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan;
aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut
penuh tipu muslihat.
Berapa banyak kita menutupi gengsi kita dengan dusta? Ini yang harus dimurnikan
dengan nyala api siksaan supaya kita tampil sebagai emas yang murni/memiliki
sifat Ilahi yaitu takut akan TUHAN sampai kita membenci dusta. Kita harus
bersungguh-sungguh tentang hal ini apapun pekerjaan kita.
Banyak orang yang berkata, kalau kita jujur, maka kita tidak dapat makan >>>
pendapat ini salah besar. Saya akan menunjukan kalau kita memiliki emas yaitu
takut akan TUHAN/pakaian sudah disucikan, kemudian ditambah dengan perak yaitu
penebusan/kelepasan dari dosa sampai lidah ini benar dan jika kita sudah memiliki
emas dan perak semacam ini, maka kita tidak perlu takut >>>
Amsal 10 ; 20, Lidah orang benar seperti perak pilihan,
tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya.
Perak pilihan = lidah orang benar/lidah orang yang jujur >>> kalau
‘ya’ katakan ‘ya’ dan kalau ‘tidak’ katakan
‘tidak’ >>> inilah perak yang tidak berkarat/perak yang
murni.
Emas yang murni = takut akan TUHAN
Perak yang murni = tidak berdusta.
Jika orang Kristen yang tidak jujur/berdusta = emas dan perak yang berkarat
yang hanya akan dihukum (srt Yakobus >>> emas dan perakmu sudah berkarat).
Kita harus bersungguh-sungguh untuk menyucikan pakaian dari noda + percikan
darah dan emas/takut akan TUHAN dengan menjauhi kejahatan + perak/jujur, sehingga
mau tidak mau, TUHAN harus memberkati orang semacam ini dan IA tidak dapat
menolak. Contohnya adalah Ayub >>> Ayub 1 : 1 – 3,
1. Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan
jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
2. Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan.
3. Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus
pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang
sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah
timur.
Inilah, TUHAN tidak mempunyai alasan untuk tidak memberkati orang semacam
ini. TUHAN memberkati rumah tangga/nikahnya dan juga buah nikahnya diberkati
sampai pada memberkati kebutuhan sehari-hari kalau ada:
- bukti-bukti bahwa pakaian disucikan/pakaian putih tanpa noda/saleh
- ada bukti-bukti emas yaitu takut akan TUHAN dan juga
- ada bukti-bukti perak/jujur
Maka mau tidak mau TUHAN harus memberkati orang itu. Kesalahan kita adalah,
kita mengejar emas dan perak secara jasmani sampai kita tidak jujur dengan
cara menipu orang. Kita mencari sesuap nasi tetapi pakaian kita sudah tidak
putih lagi/ternoda dan ini adalah kesalahan yang besar.
Kita harus mempertahankan:
- pakaian yang putih
- mempertahankan emas/takut akan TUHAN
- mempertahankan perak/kejujuran
sehingga hanya TUHAN sendiri yang akan memberkati kita, bukan ijazah kita,
bukan pekerjaan kita, tetapi TUHAN sendiri yang akan memberkati rumah tangga
dan buah nikah kita dan juga memberkati kebutuhan hidup sehari-hari. Semoga
kita mengerti. Inilah sandungan yang kedua.
- Sandungan yang pertama adalah kedurhakaan >>> mari! kita masuk
dalam baptisan air >>> hati dengar-dengaran, kemudian pikiran
>>> mendahulukan TUHAN/cari TUHAN/setia, maka kita tidak akan
menjadi durhaka.
- Sandungan yang kedua adalah emas dan perak jasmani >>> mari!
kita mencari emas dan perak yag rohani lewat penyucian dan lewat pemurnian
sehingga kita sungguh-sungguh menjadi milik TUHAN yang tidak dapat digangggu
gugat >>>
Hagai 2 : 9, Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah
emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam.
- Matius 18 : 6, "Tetapi barangsiapa menyesatkan
salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya
jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke
dalam laut.
Ayat 6 di dalam bahasa aslinya kata menyesatkan itu adalah ‘menyandung’.
Siapa yang menjadi batu sandungan, maka itu berarti sama dengan batu kilangan
yang diikatkan pada leher dan ditenggelamkan ke dalam laut. Batu kilangan
ini juga ditulis didalam ktb Wahyu 18 : 21, Dan seorang
malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya
ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan
dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.
Saya simpulkan Matius 18 >>> leher diikat dan ditenggelamkan ke dalam
laut dan Wahyu 18 >>> batu kilangan dimasukan ke dalam laut sehingga
menjadi ‘dosa Babel’ yang menjadi batu sandungan.
Dan dosa Babel ini adalah dosa makan minum yang dimulai dengan merokok, mabuk,
narkoba dan dosa kawin mengawinkan yaitu dosa sex sampai pada dosa homo, lesbian
dll. Inilah dosa Babel yang menjadi batu sandungan supaya anak TUHAN/hamba
TUHAN tidak dapat melayani dengan sepenuhnya sebab ia terkena sandungan dan
jatuh sehingga ia tidak memiliki/kehilangan hak penuh untuk masuk ke dalam
surga. Jadi orang yang jatuh ke dalam dosa Babel/tersandung dalam dosa Babel
bagaikan orang yang lehernya diberi batu kilangan sehingga ia tidak memiliki
hubungan dengan TUHAN sebab leher ini adalah hubungan antara tubuh dengan
Kepala. Leher ini berbicara tentang penyembahan dan jika tidak ada penyembahan,
maka kita akan menjadi kering. Kalau penyembahan kita menjadi kering, maka
dikuatirkan kita mengembara di Babel. Mungkin belum dalam perbuatan, mungkin
juga belum dikatakan, tetapi sudah ada di dalam hati/angan-angan/mengembara
dalam hal yang najis. Inilah pengaruh pada leher/pada penyembahan kita; jangankan
pelayanan, penyembahanpun menjadi terganggu sebab ini adalah hubungan yang
paling intim dengan TUHAN. Sekarang ini jalan keluarnya supaya leher jangan
diikat dengan batu kilangan tetapi diikat dengan perhiasan dari TUHAN.
Saya akan memberikan dua hal yaitu:
- Kidung Agung 4 : 4, Lehermu seperti menara Daud,
dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu perisai tergantung padanya dan
gada para pahlawan semuanya.
Pada leher digantungkan seribu perisai. Jadi penyembahan itu adalah perisai
iman untuk melindungi kita dari panah api si jahat >>> Efesus
6 : 16, dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman,
sebab dengan perisai itu kamu dapat memadamkan semua panah api dari si
jahat.
Dalam menghadapi panah api si jahat termasuk *dosa Babel, termasuk
juga panah asmara yang tidak hanya terkena pada para gadis dan perjaka
tetapi bagi laki-laki yang sudah tuapun berbahaya sebab dapat dipanah
oleh para gadis. Sebaliknya wanita yang sudah tuapun dapat dipanah oleh
para perjaka. Oleh sebab itu kita jangan main-main dengan panah asmara
ini, sebab panah ini tidak pandang bulu >>> baik dalam umur/cacat
atau tidak. Untuk menghadapi ini, maka kita harus banyak menyembah TUHAN
sebab penyembahan itu adalah perisai iman/perlindungan dari TUHAN terhadap
panah api dari si jahat.
Dan juga bagi para isteri harus banyak menyembah TUHAN karena suami yang
bertugas ke luar kota sampaipun ke luar negeri.
Panah api si jahat ini selain berbicara tentang kenajisan/dosa Babel tetapi
juga berbicara tentang **emosi/pertengkaran. Di dalam rumah tangga, kalau
roh najis tidak masuk, maka akan ada roh pertengkaran; tetapi kalau isteri
menghadapi suami yang bengis/suka memukul dan tidak taat kepada Firman,
dan isteri ini tidak melawan/bertengkar karena memiliki perisai iman/banyak
menyembah TUHAN, maka ia dapat memenangkan suaminya dan juga ia dapat
memenangkan anak-anaknya >>> 1 Petrus 3 : 1, Demikian juga kamu,
hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara
mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan
oleh kelakuan isterinya,
Juga bagi para suami untuk mengalahkan emosi dalam menghadapi isteri yang
tidak dapat tunduk, maka suami harus banyak menyembah TUHAN untuk mengalahkan
panah api sijahat. Panah api si jahat dikalahkan dan isteri maupun anak
di menangkan.
Panah api si jahat ini juga berbicara tentang *pencobaan-pencobaan.
Oleh sebab itu kita harus memiliki perisai iman dalam menghadapi:
- Babel
- Pertengkaran/emosi
- Pencobaan- pencobaan
Semuanya ini tidak dapat menembus kita kalau kita banyak menyembah
TUHAN dihari-hari ini sampai kita menang. Jadi kalau kita banyak menyembah
TUHAN maka kita akan mengalami banyak kemenangan bersama TUHAN karena
kita memiliki banyak perisai sampai kita masuk ke dalam kerajaan seribu
tahun damai sehingga hati akan merasa damai sejahtera. Inilah yang
seharusnya dikalungkan di leher, bukan batu kilangan/dosa Babel tetapi
seribu perisai sampai rumah tangga mendapatkan damai dan kita masuk
dalam kerajaan seribu tahun damai waktu YESUS datang kembali.
- Amsal 3 : 3, Janganlah kiranya kasih dan setia
meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada
loh hatimu,
Di leher harus dikalungkan kasih setia TUHAN/Mempelai Pria Surga sebab
kalung itu dikalungkan pada leher dari Mempelai Wanita (Kid.Ag).
Ada dua macam kasih setia TUHAN yaitu:
- kasih setia yang tidak berubah/abadi
- kasih setia yang ajaib
Jadi, abadi dan ajaib yang harus dikalungkan.
- Kasih yang abadi, biar gunung-gunung beranjak, kasih setia
TUHAN tidak berubah sekalipun kita sudah jatuh, DIA tetap akan mengangkat
isteri masa muda tidak akan pernah dibiarkan sebab ada kasih yang abadi. Yesaya
54 : 5 – 10,
5. Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN
semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus,
Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.
6. Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN memanggil
engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? firman Allahmu.
7. Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang
yang besar Aku mengambil engkau kembali.
8. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau
sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau,
firman TUHAN, Penebusmu.
9. Keadaan ini bagi-Ku seperti pada zaman Nuh: seperti Aku telah bersumpah
kepadanya bahwa air bah tidak akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah
bersumpah bahwa Aku tidak akan murka terhadap engkau dan tidak akan menghardik
engkau lagi.
10. Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi
kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak
akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.
Di dalam penyembahan, kita menerima kasih setia TUHAN yang abadi/tidak berubah
untuk menghadapi keadaan dunia yang sudah berubah ke arah kehancuran/goncangan
ke arah kehancuran. Dunia berguncang ke arah kehancuran, bukan ke arah yang
baik, tetapi kalau kita banyak menyembah TUHAN dihari-hari ini, maka kita
memiliki kasih setia yang abadi dan kita akan tetap bersama TUHAN menuju kepada
kekekalan.
Kasih setia yang abadi menolong kita:
- dalam menghadapi kehancuran dunia/kesulitan di dunia yaitu goncangan
di segala bidang.
- sampai kepada hidup yang kekal bersama dengan DIA.
Saya tidak menakut-nakuti, tetapi apa yang dapat kita harapkan dari dunia
ini yang sudah mengarah kepada kehancuran, tidak ada yang dapat menolong selain
kasih setia yang abadi. Dan juga dalam menghadapi keadaan ekonomi yang goncang,
apa yang dapat kita lakukan? Ijazah dan modal tidak dapat, hanya kasih setia
abadi yang dapat menolong.
Saudara mungkin sekarang ini menghadapi goncangan sebab tadinya semuanya berjalan
baik, tetapi ingat! TUHAN tidak pernah meninggalkan kita. Di dalam penyembahan,
ada kalung kasih setia yang abadi untuk menolong dan melindungi kita dari
goncangan-goncangan di dunia ini dan juga krisis yang melanda dunia sampai
kita mendapatkan hidup yang kekal dan abadi bersama dengan TUHAN.
- Kasih setia yang ajaib >>> Mazmur 17
: 7, Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang
menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
Untuk apa kasih setia yang ajaib ini? Untuk menghapus segala kemustahilan.
Kita menghadapi perkara-perkara yang mustahil dihari-hari ini tetapi kasih
setia yang ajaib dapat menghapus segala kemustahilan sampai kemustahilan yang
tertinggi yaitu kita diubahkan sedikit demi sedikit sampai kita menjadi sama
mulia dengan TUHAN YESUS dan diangkat keawan-awan.
Mari saudaraku! banyak sandungan yang harus kita hadapi di dalam ibadah pelayanan
tetapi TUHAN sudah memberikan jalan keluarnya kepada kita terutama di dalam
menghadapi dosa Babel dihari-hari ini yaitu dengan banyak menyembah TUHAN. Dan
dalam menghadapi goncangan di dunia ini, biarlah kita hanya bergantung pada
kasih setia yang ajaib dan kasih setia yang abadi yang tidak pernah menipu kita.
TUHAN memberkati kita sekalian. HALELUYAH.
1