Kolose 4 : 17 Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: Perhatikanlah,
supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya.
berisi pergumulan-pergumulan di dalam pelayanan sepenuhnya sampai mencapai garis
finish/garis akhir.
1 Korintus 9 : 25,
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai
dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota
yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
Mahkota yang fana adalah mahkota yang diperoleh dari pertandingan-pertandingan
di dunia ini, misalnya pertandingan sepak bola dlsbnya.
Jadi di sini disimpulkan bahwa ibadah pelayanan itu adalah suatu pertandingan/perlombaan
sampai mencapai garis akhir. Tidak ada orang yang bertanding yang tidak mencapai
garis finish/garis akhir, sebab jika tidak mencapai garis akhir/finish, maka
itu berarti ia gagal. Perlombaan/pertandingan sampai mencapai garis akhir/sampai
mendapatkan mahkota yang abadi/kekal apapun bidang yang kita layani sesuai dengan
kehendak TUHAN dan juga tidak masalah apapun jabatan kita. Semoga kita mengerti.
Sekarang ini kita akan mempelajari secara sederhana syarat berlomba untuk mencapai
mahkota abadi, sebab perlombaan/pertandingan itu tentunya memiliki syarat-syarat.
Ada banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi, tetapi sekarang ini kita akan
mempelajari sesuai dengan kehendak TUHAN yaitu kita membaca di dalam:
- Ibrani 12 : 1, Karena kita mempunyai banyak saksi,
bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban
dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan
yang diwajibkan bagi kita.
Di dalam ayat ini sangat jelas syarat untuk berlomba yaitu menanggalkan beban
dosa yang begitu merintangi.
Beban = apa yang ada di belakang = dosa yang sudah kita lakukan, kita katakan,
kita angan-angankan di dalam hati dan ini yang harus ditanggalkan.
Cara untuk menanggalkan beban/melepaskan diri dari beban adalah dengan mengaku
dosa kepada TUHAN dan kepada sesama dan jika sudah diampuni, jangan berbuat
dosa lagi. Perlombaan kita akan menjadi ringan karena sudah tidak ada beban
lagi.
Tetapi melepaskan beban itu belumlah cukup, sebab masih ada rintangan dan
ini juga harus ditanggalkan sebab ini adalah dosa yang berada di depan yang
akan merintangi kita. Kita mau berlomba tetapi dirintangi; memang di dalam
perlombaan lari ada yang dipasangkan rintangan, tetapi bukan rintangan ini
yang dimaksudkan. Dosa yang merintangi adalah jerat dosa/dosa yang menjerat
dan ini yang dipasang oleh setan pada jalan-jalan yang sering kita lalui.
Contoh: para suami yang pergi sendirian ke kantor, apalagi naik sepeda motor/mobil
yang biasanya mengambil jalan yang lurus menuju kantor dan di situlah setan
memasang jerat dengan teman wanita sekantor yang kemudian berdua berangkat
bersama-sama. Jika ini terus berlanjut setiap hari, maka lama kelamaan dapat
terjerat.
Demikian juga dengan yang sudah menjadi direktur, oleh setan dipasang jerat
di meja sekretaris yang setiap hari dilalui. Demikian juga dengan kami para
hamba-hamba TUHAN yang melayani dalam bidang berkhotbah yang kemudian dijerat
di dalam pelayanan dengan menjadi sombong karena menganggap pelayanannya sudah
berhasil; tetapi jika tidak berhasil, maka akan menjadi kecewa. Kita harus
berhati-hati dengan setan yang dengan kecerdikannya memasang jerat dosa di
jalan-jalan yang sering kita lalui untuk menjatuhkan kita dari pelayanan supaya
kita tidak lagi dapat melayani dan kita akan diikat dan diseret menuju kepada
kebinasaan.
Sebagai contoh jerat di dalam alkitab adalah di dalam 1 Timotius 6
: 9, 10,
9. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam
jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan,
yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
10. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah
beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai
duka.
Jadi contoh dari jerat dosa yaitu:
- Keinginan/cinta akan uang dengan prakteknya adalah memburu uang. Bukannya
kita ini tidak membutuhkan uang, kita hidup di dunia membutuhkan uang
dan untuk ini kita boleh bekerja mencari uang tetapi jangan dengan sistim
memburu uang karena di dalam ayat ini disebutkan: ‘karena memburu
uanglah’. Sistim memburu ini, kita teringat akan Esau yang karena
ia suka berburu, maka ia kehilangan hak kesulungan/hak untuk masuk ke
dalam kerajaan surga sehingga ia binasa.
Memburu uang:
- mencari uang dengan menghalalkan segala cara/cara-cara yang haram/yang
- dosa dihalalkan dan ini berarti sudah terjerat oleh keinginan akan
uang dan tinggal diseret untuk masuk ke dalam kebinasaan. Hati-hati!
di dalam pekerjaan kita sehari-hari di dunia ini, jangan sampai kita
berpikir >>> ‘pokoknya kita mendapatkan untung/dapat
uang’ tetapi dengan cara-cara yang tidak benar/yang tidak halal.
Sebab berarti kita sudah dijerat dan tidak akan terlepas sampai ia
binasa, maka barulah ia terlepas.
- mencari uang sampai meninggalkan ibadah pelayanan. Tidaklah salah
kita mencari uang, kita bersekolah/kuliah, saya selalu mendoakan semoga
TUHAN menolong dan akan berhasil. Tetapi kalau kita mencari uang,
mencari ilmu sampai meninggalkan ibadah pelayanan, maka itu berarti
kita sudah memburu uang dan sudah dijerat oleh ikatan akan uang. Semoga
kita mengerti.
- kita menjadi kikir dan serakah seperti Yudas yang mencuri milik
TUHAN yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
TUHAN memberikan peraturan untuk memberikan persepuluhan dan pesembahan
khusus itu dengan tujuan supaya kita:
- kita tidak terikat akan uang
- menjadi milik TUHAN. Persepuluhan ini adalah milik TUHAN dan kalau
kita mengembalikan kepada TUHAN, maka seluruh kehidupan dan juga
seluruh perusahaan kita menjadi milik TUHAN.
- Ulangan 12 : 29 – 31,
29. ‘Apabila TUHAN, Allahmu, telah melenyapkan dari hadapannu
bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk mendudukinya, dan apabila
engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negerinya,
30. maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka,
setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya
tentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah
kepada allah mereka? Akupun mau berlaku begitu.
31. Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap TUHAN, Allahmu; sebab segala
yang menjadi kekejian bagi TUHAN, apa yang dibenci-Nya, itulah yang dilakukan
mereka bagi allah mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya
perempuan dibakar mereka dengan api bagi allah mereka.
Luar biasa! TUHAN sangat tegas >>> jangankan untuk dipelajari,
untuk ditanya saja tidak boleh. Oleh sebab itu kita jangan plin-plan tetapi
kita harus tegas supaya kita jangan dijerat oleh dosa. Jadi jerat yang
lain adalah tentang ajaran/pengajaran sesat yang akan membinasakan.
2 Petrus 2 : 1a, Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu
tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan
ada guru-guru palsu.
Ada orang yang sudah hidup benar, tetapi ia disesatkan oleh pengajaran
sesat, maka ia juga akan binasa. Saya selalu ingat akan perkataan dari
alm.bpk,pdt Pong yang berkata: kalau seorang gembala itu berzinah, maka
ia sendiri yang akan masuk ke dalam neraka, tetapi kalau gembala mengajarkan
ajaran-ajaran sesat, maka seluruh jemaat akan ikut masuk ke dalam neraka.
Inilah jerat dosa dan kita harus berhati-hati.
Jadi jerat dosa adalah:
- keinginan akan uang
- pengajaran-pengajaran sesat
Saya akan memberi contoh dari dalam alkitab yaitu seorang yang tokoh yang
sangat super yaitu raja Salomo. Tidak ada seorang manusiapun yang memiliki
hikmat seperti Salomo seperti yang tertulis di dalam alkitab. Ia masih muda
dan tidak memiliki pengalaman tetapi diangkat menjadi raja dan ia harus menghadapi
masalah yang besar yaitu masalah nikah/masalah yang sudah menjadi masalah
internasional.
Salomo menghadapi dua orang perempuan sundal yang memperebutkan seorang anak
dan Salomo hanya menggunakan sebilah pedang/Salomo berpegang pada Firman pengajaran
yang bagaikan pedang yang lebih tajam dari pedang bermata dua, dan sekalipun
ia masih muda, tidak memiliki pengalaman tetapi dengan adanya Firman pengajaran
yang benar/sebilah pedang, maka ia dapat menyelesaikan masalah-masalah dari
sidang jemaat sampai dengan masalah internasional yaitu masalah nikah.
Tetapi sayang, setelah ia menjadi seorang senior/sudah tua >>> tadi
di bagian atas dikatakan untuk tidak boleh bertanya tentang pengajaran yang
lain kalau kita sudah memiliki pengajaran yang benar. Salomo mungkin berpikir
bahwa ia sudah memiliki iman yang kuat dan mulailah ia mempelajari ilah-ilah
dari isteri-isterinya sehingga ia melepaskan pedang dan mengikuti ajaran-ajaran
sesat. Inilah Salomo.Oleh sebab itu siapa saya dan siapa saudara? Dihari-hari
ini kita harus terlepas dari jerat dosa yang bernama ajaran sesat dan tetap
berpegang teguh pada satu pedang/satu pengajaran yang benar yang sudah menjadi
pengalaman hidup kita. Kita tidak perlu merubahnya, sebab kalau kita merubah,
maka itu berarti kita menjadi sama dengan Salomo.
Siswa/i Lempin-El perhatikan motto kita yaitu ‘lebih baik kita ditolak
bersama Firman pengajaran yang benar, daripada diterima/dielu-elukan tanpa
Firman pengajaran yang benar’. Inilah saudaraku! Jika ingin terlepas
dari pengajaran yang tidak benar, maka bertanya tentang hal itu saja tidak
boleh apalagi mempelajarinya sebab akan berbahaya.
Inilah syarat pertama melayani TUHAN bagaikan berlomba sampai kita mencapai
finish dan menerima mahkota yaitu:
- tanggalkan beban/dosa dibelakang yaitu apa yang sudah kita lakukan,
kita akui dan kalau sudah diampuni, kita jangan berbuat dosa lagi.
- tanggalkan jerat dosa, baik keinginan akan uang, kita kembalikan milik
TUHAN yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
- kita jangan terjerat oleh ajaran sesat tetapi kita berpegang pada satu/sebilah
pedang saja yaitu pada pengajaran yang benar.
Semoga kita mengerti.
Kalau kita sudah meninggalkan beban/dosa yang di belakang dan dosa yang menjerat,
maka ibadah pelayanan kita menjadi enak dan ringan sebab yang membuat berat
itu adalah dosa, bukan pelayanannya. Seperti kita yang sudah menjadi orang
tua dan memiliki seorang anak yang masih kecil, tidaklah mungkin kita memberinya
pekerjaan untuk mengangkat beban seberat empatpuluh kilogram yaitu beban yang
melebihi kemampuannya. Demikian juga dengan TUHAN, tidaklah mungkin TUHAN
mempercayakan pelayanan di luar kemampuan kita; tetapi mengapa kita merasa
jenuh/bosan/berat sehingga kita ingin meninggalkan pelayanan itu? Ini disebabkan
adanya beban dosa yang menjerat, oleh sebab itu beban dan jerat dosa ini harus
dilepaskan, sehingga pelayanan itu menjadi enak dan ringan dan kita akan mengasihi
pekerjaan/pelayanan itu dan tidak akan meninggalkannya. Semoga kita dapat
mengerti.
Demikian juga dengan pelayanan kita di dalam nikah, kalau di dalam nikah itu
ada beban dosa, maka nikah itu akan menjadi berat. Suami/isteri jika menyimpan
dosa, kalau mereka berdua bertemu maka akan menjadi berat, oleh sebab itu
kalau semua beban itu dilepaskan, maka nikah itu akan menjadi enak dan ringan
dan kita tidak akan meninggalkan nikah itu, sebab itu adalah pelayanan. Semoga
kita mengerti.
- Selain menanggalkan beban dan dosa yang menjerat agar dapat berlomba di
dalam perlombaan rohani, maka yang kedua ini >>> Ibrani 12
: 2, Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada
Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada
kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita
yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Ialah mata harus tertuju kepada YESUS Yang duduk di sebelah Kanan ALLAH BAPA/YESUS
sebagai Imam Besar. Pelayan TUHAN itu adalah imam-imam dan Kepala dari imam-imam
adalah Imam Besar, oleh sebab itu kalau kita mau melayani TUHAN, maka kita
harus memandang TUHAN/Imam Besar, jangan pandang yang lain.
Sebelum saya menerangkan apa arti dari mata memandang kepada Imam Besar, saya
akan terlebih dahulu menerangkan supaya mata itu jangan melihat/memandang
kepada yang lain sebab nanti tidak akan berhasil tetapi kita harus melihat
TUHAN. Mau beribadah/melayani TUHAN, kita harus melihat TUHAN/Imam Besar.
Sebagai contoh adalah Musa yang melayani dua orang saja, yaitu orang Mesir
dan orang Israel yang sedang berkelahi, ia tidak sanggup. Musa memukul orang
Mesir itu sampai mati, kemudian ia menoleh ke kanan dan ke kiri (saudara dapat
membacanya di ktb Keluaran) dan karena tidak ada orang, maka ia menguburkan
mayat orang Mesir itu di dalam pasir. Itu sebabnya kalau kita melayani TUHAN
hanya melihat orang/melihat teman/melihat ke kiri dan ke kanan/berharap kepada
manusia maka akan banyak mayat/kebusukan/kemunafikan yang disembunyikan di
dalam pasir. Apalagi kalau kita menoleh ke belakang. Dua hal ini yang harus
dijaga yaitu melihat ke kanan dan ke kiri (ini boleh kita lakukan kalau kita
ingin menyeberang jalan) kalau kita melayani TUHAN dan juga jangan menoleh
ke belakang seperti isteri Lot yang mau berlomba tetapi menoleh ke belakang
>>> dia belum berlomba, sudah menjadi tiang garam.
Menoleh ke belakang = melihat dunia dengan segala fasilitasnya sebab nanti
akan menjadi tiang garam seperti steri Lot yang tidak berguna/tidak ada gunanya.
Tetapi, mari! sesuai dengan Ibrani 12, di dalam perlombaan selain:
- menanggalkan beban dosa yang menjerat juga
- mata tertuju pada YESUS Yang duduk di sebelah Kanan ALLAH BAPA sebagai
Imam Besra.
Apa arti dari mata yang tertuju kepada YESUS Yang duduk di sebelah
Kanan ALLAH BAPA?
- Ibrani 7 : 26, Sebab Imam Besar yang demikianlah yang
kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah
dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
Tadi mata tertuju kepada Imam Besar = penyucian perhatian. Kalau kita hendak
melayani TUHAN/mau berlomba. Maka perhatian kita harus disucikan.
Saya teringat kalau dalam perlombaan lari, banyak yang salah di start karena
kurang perhatian. Oleh sebab itu kalau kita mau berlomba dihari-hari ini,
maka kita harus menyucikan perhatian/mata harus disucikan dengan hanya tertuju
kepada YESUS sebagai Imam Besar Yang duduk di sebelah Kanan ALLAH BAPA, artinya:
YESUS sebagai Imam Besar Yang Suci, tanpa salah, tanpa noda dan ini berarti
kita meneladani Imam Besar dalam kesucian.
Apa yang harus kita perhatikan? Saya kaitkan dengan pengajaran tabernakel.
Pada
pakaian imam besar Harun pada dadanya ada tapal dada/dijantungnya ada Urim
dan Tumim (Keluaran 28) yang berbicara tentang penyucian/Firman yang lebih
tajam dari pedang bermata dua >>> Ibrani 4 : 12, 13,
12. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh,
sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati
kita.
13. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab
segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita
harus memberikan pertanggungan jawab.
Jadi, kalau kita mau meneladani YESUS/Imam Besar dalam penyucian, maka kita
harus memperhatikan Urim dan Tumim/memperhatikan Firman nubuat/Firman yang
lebih tajam dari pedang bermata dua sebab di sinilah kita akan mengalami penyucian
dan akan menjadi sama dengan YESUS.
2 Petrus 1 : 19, Dengan demikian kami makin diteguhkan
oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau
kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di
tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar
di dalam hatimu.
Firman yang dinubuatkan oleh para nabi = Firman nubuat/Firman penyucian.
Jadi, inilah praktek meneladani YESUS di dalam kesucian dengan memandang Urim
dan Tumim/memperhatikan dengan sungguh-sungguh Firman nubuat sampai kita dapat
mempraktekan Firman pengajaran dan akan bersinar di hati/menyucikan hati.
Hati ini adalah sumber kehidupan seperti aliran listrik, sebab kalau hati
tidak ada aliran listrik/tidak ada penyucian, maka hati ini akan menjadi gelap.
Saya ulangi sekali lagi arti dari mata tertuju kepada YESUS yaitu meneladani
YESUS sebagai Imam Besar di dalam kesucian dengan praktek kita memperhatikan
Firman nubuat yaitu kita mendengarkan Firman dengan sungguh-sungguh sampai
kita mengerti, percaya, yakin dan kita mempraktekkan Firman, maka Firman pengajaran
akan bersinar di dalam hati, menyucikan hati kita sehingga kita akan tampil
dimulai dari yang kecil terlebih dahulu yaitu tampil sebagai pelita di dalam
rumah tangga. Pelayan TUHAN itu harus menjadi pelita di dalam rumah tangga
dan ini berarti meneladani YESUS sebagai Imam Besar di dalam kesucian.
Matius 5 : 15, Lagipula orang tidak menyalakan pelita
lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga
menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Inilah kalau kita disucikan oleh Firman pengajaran, maka kita akan tampil
seperti pelita/bercahaya di dalam rumah tangga. Kalau suami menjadi pelita
di dalam rumah tangga, maka suami akan mengasihi isterinya dan tidak berlaku
kasar kepada isterinya. Demikian juga dengan isteri, kalau ia disucikan, maka
di dalam rumah tangga, isteri akan tunduk kepada suaminya di dalam segala
sesuatu. Demikian juga dengan anak jika hatinya disucikan, mereka akan tampil
menjadi pelita di dalam rumah tangga, maka anak itu akan taat dan dengar-dengaran
pada orang tuanya.
Demikianlah saudaraku, sinar pelita yang menyala itu mampu mengalahkan dua
kegelapan yang besar yang akan menghancurkan rumah tangga yaitu:
- kegelapan gantang yang berbicara tentang ekonomi dan juga berbicara
tentang makan minum. Inilah kegelapan yang mau menghancurkan nikah; berapa
banyak nikah yang hancur karena dosa makan minum ini yang dimulai dengan
mabuk, narkoba dll.
- berbicara tentang tempat tidur dan ini berbicara tentang dosa sex/kawin
mengawinkan. Berapa banyak buah nikah yang hancur.
Oleh sebab itu, marilah kita kembali kepada Firman pengajaran dengan meneladani
YESUS sebagai Imam Besar dalam kesucian yang tidak bercacat dan bernoda
dan IA juga saleh. Kita meneladani lewat apa? Prakteknya adalah :
- Urim dan Tumim/memperhatikan Firman sampai kita mengalami penyucian.
- Firman bersinar di dalam hati sehingga kita dapat tampil sebagai
pelita dan kegelapan tidak dapat mengalahkan kita.
Bagi kaum muda, perhatikan! Sebab kalian diancam dengan kegelapan. Tetapi
kalau saudara bersinar, maka saudara tidak dapat hancur, sebab kegelapan itu
tidak berdaya menghadapi sinar dan lama kelamaan akan habis. Semoga kita mengerti.
Kita bukan saja akan tampil sebagai pelita di dalam rumah tangga, sebab ini
yang terkecil sebab sesudah itu kita akan tampil sebagai bintang dan bintang
ini berarti sudah berada di luar rumah. Daniel 12 : 3, Dan
orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah
menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk
selama-lamanya.
Bintang itu adalah kehidupan yang bijaksana dan dapat menjadi berkat untuk
menuntun orang lain kepada kebenaran.
Menjadi berkat bagi orang lain = memuliakan Nama TUHAN = bintang yang bercahaya.
Di dalam ktb Wahyu, bintang ini berada di dalam Tangan Kanan TUHAN dan ini
berarti ia benar-benar berada di dalam Tangan TUHAN sehingga ia tidak akan
pernah gugur.
Inilah meneladani YESUS sebagai Imam Besar di dalam kesucian dengan sungguh-sungguh
memperhatikan Firman/Urim dan Tumim = melihat YESUS di dalam kesucian. Kita
disucikan sehingga akan tampil sebagai pelita, sebagai bintang dan yang terakhir
kita akan tampil sebagai bintang timur/sempurna seperti YESUS. Bintang Timur
Yang gilang gemilang adalah Pribadi YESUS. Dulu bintang timur itu adalah Lucifer
tetapi ia sudah jatuh dan diganti oleh YESUS.
Mari! kita meneladani YESUS di dalam:
- kesucian dengan memperhatikan Firman dihari-hari ini.
- jangan menoleh ke sana kemari, kita jangan melayani TUHAN karena diperintahkan
oleh manusia untuk ke sana dan ke sini, sebab kita akan rugi, tetapi biar
Firman yang bersinar di dalam hati kita.
- Ibrani 12 : 3, Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun
menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang
berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
Meneladani ketabahan hati dari YESUS Imam Besar. Di dalam menghadapi sengsara
tanpa berbuat dosa sehingga kita tidak akan menjadi lemah, kecewa dan putus
asa. Kalau seorang pelayan TUHAN sering merasa lemah, sering putus asa >>>
baru menghadapi hujan saja sudah lemah dan tidak pergi ke gereja >>>
pelayan TUHAN semacam ini, siapa yang ia pandang? Sudah dapat dipastikan ia
tidak memandang YESUS/Imam Besar tetapi memandang manusia/dunia seperti isteri
Lot. Hujan yang dihadapi ini barulah hujan air, belum hujan belerang. Hujan
air ini sebenarnya membuat kita menjadi segar tetapi kita sudah merasa takut
dan tidak datang. Mungkin kita juga harus menghadapi percikan darah/sengsara
tanpa berbuat dosa >>> saya tidak bersalah tetapi dicaci maki.
Mari! kalau kita mau berlomba/melayani TUHAN sampai kita mendapatkan mahkota,
maka mata ini harus memandang YESUS di dalam ketabahan hati, supaya kita jangan
menjadi lemah,putus asa dan kecewa dan ini berarti kita melihat Tangan Imam
Besar. Dulu Harun jika ia mau masuk ke dalam ruangan maha suci, maka di dalam
tangannya ia membawa darah dan dupa >>> darah dipercikan dan asap
dupa yang dinaikkan sehingga menghasilkan sinar kemuliaan. Oleh sebab itu
kita harus mengalami percikan darah/sengsara tanpa berbuat dosa sebab YESUS
sudah tabah menghadapi hal ini dan kita meneladani ketabahan YESUS sehingga
kita tidak menjadi lemah, putus asa dan kecewa dengan prakteknya adalah sama
dengan melihat Tangan Imam Besar Yang ada Darah dipercikan dan dupa, ini berarti
kalau kita mau tahan menghadapi sengsara/percikan darah, maka kita harus banyak
memiliki asap dupa yang dinaikkan/harus banyak menaikkan penyembahan kepada
TUHAN. Semakin kita dapat menyembah TUHAN, semakin kita tabah hati dan tidak
akan pernah kecewa dan putus asa.
Banyak menyembah TUHAN = memandang YESUS Yang tabah.
Tadi diterangkan:
- memandang YESUS di dalam kesucian seperti kita melihat Urim dan Tumim
dengan mempraktekan Firman, kita melihat Firman sehingga kita disucikan
seperti YESUS suci.
- meneladani YESUS Yang tabah HatiNYA, sekarang ini seperti kita melihat
Tangan Imam Besar Yang ada darah dan dupa dan untuk sekarang ini prakteknya
adalah ‘di saat kita mengalami percikan darah, maka dupa/penyembahan
harus dinaikkan. Sebab jika percikan darah itu kita alami dan tidak ada
asap dupa/penyembahan yang dinaikkan, maka kehidupan itu akan hancur.
Jadi, praktek untuk sekarang ini adalah di saat kita mengalami percikan
darah/sengsara tanpa berbuat dosa untuk melayani TUHAN, maka kita harus
menaikkan penyembahan sehingga kita tidak kecewa dan menjadi hancur, tetapi
justru kita mengalami sinar kemuliaan dari TUHAN. Makin kita dihina, makin
hebat percikan darah itu dan semakin hebat juga nyala api siksaan, maka
akan semakin hebat juga sinar kemuliaannya. Oleh sebab itu kita jangan
merasa iri kalau sekarang ini ada teman yang mau mengalami percikan darah
sehingga ia menerima sinar kemuliaan. Semoga kita mengerti.
Mari saudaraku:
- kita jangan ragu-ragu di saat kita mengalami percikan darah/sengsara
tanpa berbuat dosa, kita jangan menjadi lemah dan menjadi kecewa tetapi
kita menaikkan penyembahan, sebab banyak darah dan banyak asap dupa yang
dinaikkan, maka akan terjadi banyak sinar kemuliaan. Apalagi janji TUHAN
kepada kita sekalian (jemaat di Malang dan di Surabaya) yaitu untuk tahun
ini kita memang akan menghadapi suasana penghukuman TUHAN, tetapi TUHAN
menjanjikan sinar kemuliaan. Tetapi untuk mendapatkan sinar kemuliaan
ini kita harus melewati percikan darah/sengsara dan dupa. Kalau kita mau
berlomba, maka kita harus menanggalkan beban dosa dan dosa yang menjerat,
kemudian mata ini jangan menoleh ke kanan dan ke kiri dan juga jangan
memandang ke belakang tetapi kita harus memandang YESUS sebagai Teladan
kesucian, kita memandang Firman sehingga kita disucikan.
- pandang Tangan TUHAN Yang penuh dengan darah/banyak menyembah TUHAN.
- Mata tertuju kepada YESUS Yang duduk di sebelah Kanan ALLAH BAPA.
Mazmur 107 : 43, Siapa yang mempunyai hikmat? Biarlah
ia berpegang pada semuanya ini, dan memperhatikan segala kemurahan TUHAN.
- Kita memandang Imam Besar dan mau disucikan, kita mau menyembah TUHAN,
meneladani ketabahan Hati YESUS.
- Kita memandang Imam Besar >>> kita memandang Jantung HatiNYA/memandang,
memperhatikan kemurahan kasihNYA. Tadi sudah diterangkan bahwa ada tutup
dada pada dada/jantung hati imam besar.
Sekarang ini selain kita memperhatikan:
- Urim dan Tumim
- TanganNYA, IA tabah sampai dipaku di kayu salib dan kita juga memperhatikan
JantungNYA. Waktu YESUS sudah mati dengan empat luka,
kemudian prajurit Romawi/bangsa kafir menusuk LambungNYA tembus sampai
di JantungNYA dan ini adalah luka yang terdalam >>> ini adalah
kemurahan dan kasih karunia bagi bangsa kafir.
Tidak mengapa kalau kita memiliki ijazah, kita bekerja dan menerima gaji
>>> silahkan! Tetapi kita jangan lupa, lebih dari itu, kita harus
memperhatikan kemurahan dan kasih karunia TUHAN dan ini berarti bagaikan
kita melihat Jantung
HatiNYA Yang ditusuk untuk kita/bangsa kafir. Kemurahan dan kasih karunia
TUHAN ini tidak dapat dipisahkan dengan kebaikan dan kebajikan TUHAN >>>
ini yang merupakan kesaksian dari raja Daud.
Mazmur 23 : 6, Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti
aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Memperhatikan kemurahan dan kasih karunia TUHAN ini akan selalu diikuti dengan
kebaikan TUHAN. Apa prakteknya untuk sekarang?
Kalau saudara membaca Mazmur 23 >>> ‘TUHAN adalah Gembalaku
Yang Baik’ >>> DIA, Imam Besar dan Gembala Agung. Kalau kita
mau memperhatikan, merasakan kemurahan dan kebaikan TUHAN, maka prakteknya
adalah kita harus tergembala, oleh sebab itu kita harus memperhatikan kandang
penggembalaan.
‘Seumur hidup, aku akan diam di rumah TUHAN’ >>> kita
harus memperhatikan kandang penggembalaan yang di dalam tabernakel adalah
di dalam ruangan suci di mana di dalamnya ada tiga macam alat yang untuk sekarang
berarti ketekunan di dalam tiga macam ibadah pokok kita. Inilah tergembala
agar kita dapat memperhatikan dan menikmati kemurahan dan kebaikan TUHAN Yang
mengikuti seumur hidupku kata raja Daud. Semoga kita mengerti.
Mari! dihari-hari ini di dalam menghadapi keadaan dunia yang tidak menentu
ini, biarlah kita tergembala sebab padang gurun ini sudah sulit untuk kita
menuai dan menabur dan juga kita masih harus menghadapi binatang buas >>>
apa yang dapat kita lakukan? Untuk itu, selain kita harus tergembala, maka
kita juga harus memperhatikan kemurahan dan kebaikan TUHAN.
Kegunaan dari kemurahan/kasih karunia dan kebaikan TUHAN ialah:
- Ibrani 4 : 16, Sebab itu marilah kita dengan penuh
keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan
menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Tahta Imam Besar = tahta kasih
karunia. Kita menerima kemurahan dan kebaikan TUHAN untuk medapatkan pertolongan
TUHAN/Imam Besar/Gembala Agung tepat pada waktunya.
Satu waktu raja Daud menghadapi masalah yang sulit sebab anaknya Absalom memberontak
kepadanya dan ia harus meninggalkan istananya. Kalau orang lain sudah pastti
tidak akan mau dan lebih memilih berperang untuk menghantam Absalom. Tetapi
Daud mengalah. Mengapa Daud mau mengalah, padahal sudah dapat dipastikan ia
akan menang melawan Absalom, tetapi Daud tidak mau berperang melawan Absalom
sebab Absalom adalah anaknya. Tetapi alasan yang utama/yang paling besar adalah
karena Daud merasa bahwa ia tidak hidup dari istana melainkan ia hidup dari
kemurahan dan kebaikan TUHAN.
2 Samuel 15 : 25, 26,
25. Lalu berkatalah raja kepada Zadok: "Bawalah tabut Allah itu kembali
ke kota; jika aku mendapat kasih karunia di mata TUHAN, maka Ia akan mengizinkan
aku kembali, sehingga aku akan melihatnya lagi, juga tempat kediamannya.
26. Tetapi jika Ia berfirman, begini: Aku tidak berkenan kepadamu, maka aku
bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya."
Ini adalah pemberontakan Absalom dan juga Daud yang berserah sepenuhnya kepada
kemurahan dan kebaikan TUHAN dan juga berarti ia mengalah dan keluar dari
istana.
‘Jika aku boleh kembali, maka itu adalah kemurahan dan kebaikan TUHAN,
tetapi jika aku tidak boleh kembali, maka itu adalah kemurahan dan kebaikan
TUHAN juga sebab aku tidak hidup dari istana tetapi hidup dari kemurahan dan
kebajikan TUHAN’ Inilah yang dipegang oleh Daud, bukan istananya sebab
istana itu hanyalah hasil dari kemurahan dan kebajikan TUHAN.
Dulu Daud hanyalah seorang gembala di padang, sedangkan kakak-kakaknya adalah
perwira; waktu Samuel melihat kakaknya, maka ia berpikir bahwa ini cocok untuk
menjadi raja, sedangkan Daud tidak cocok untuk menjadi raja. Tetapi oleh kemurahan
dan kebajikan TUHAN-lah, maka ia diangkat menjadi seorang raja.
Jadi Daud keluar dari istana, bukan ia berpegang pada jabatannya sebagai seorang
raja, tetapi ia berpikir sekalipun aku tidak menjadi raja dan keluar dari
istana, tidaklah mengapa sebab aku hidup bukan dari hal itu tetapi hidup dari
kemurahan dan kebaikan TUHAN.
Seringkali kita selalu berpikir dan menganggap bahwa kemurahan dan kebaikan
TUHAN itu karena IA memberi berkat pekerjaan pada saat kita belum bekerja,
sehingga yang kita pegang adalah pekerjaannya, bukan lagi pada kemurahan dan
kebaikan TUHAN. Kita bekerja sampai kita tidak dapat beribadah dan ini berarti
kita hidup dari pekerjaan. Daud akhirnya tertolong dan ia dapat kembali lagi
keistananya. Demikian juga pada waktu ia berzinah dengan Betsyeba, seharusnya
ia binasa, tetapi Daud bersaksi bahwa ‘kemurahan dan kebaikan TUHAN
mengikuti aku seumur hidupku’. Daud tertolong dan semuanya menjadi baik,
demikian juga bagi kita sekalian, apa yang sudah hancur akan menjadi baik
kembali.
- Melakukan/menjadikan semuanya baik bagi kita/dalam kehidupan kita,
Mari! bagi yang sudah hancur/porak poranda, biarlah sekarang ini kita berlomba
untuk memperbaiki ibadah pelayanan dengan:
- sungguh-sungguh menanggalkan beban dosa.
- mata tertuju pada YESUS dengan meneladani kesucianNYA.
- pandang pada Firman/perhatikan Firman sehingga kita akan disucikan.
- kita meneladani ketabahanNYA dengan banyak menyembah sehingga kita
mendapatkan sinar kemuliaan.
- perhatikan lambung yang tertusuk/perhatikan kemurahan dan kebaikan
TUHAN dan ini adalah hidup tergembala dihari-hari ini, supaya kita mendapatkan
kemurahan dan kebaikan TUHAN yang berguna supaya IA menolong kita tepat
pada waktunya dan juga menjadikan segala sesuatunya baik di dalam kehidupan
kita.
- kemurahan dan kebaikan TUHAN itu menjadi mahkota abadi di dalam hidup kita.
Mazmur 103 : 4, Dia yang menebus hidupmu dari lobang
kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
Kasih setia, kebaikan dan rahmat TUHAN menjadi mahkota yang abadi agar kita
dapat menyambut kedatanganNYA Yang keduakalinya, kita akan bersama dengan
DIA selama-lamanya.
Tadi di dalam ktb Mazmur 23, Daud berkata ‘seumur hidupku kemurahan
dan kebaikan TUHAN mengikuti aku sampai aku diam di rumah TUHAN selama-lamanya’.
Kita bersama YESUS selama-lamanya di kota Yerusalem Baru.
Mari kita memperbaiki dan bergumul untuk ibadah pelayanan kita supaya kita
mencapai garis finish/garis akhir walau apapun yang harus kita lalui. Seperti
Daud yang melewati lembah-lembah >>> lembah dosa, lembah maut, lembah
kesulitan ia lalui, namun ia diangkat oleh kemurahan dan kebaikan TUHAN sampai
ia menerima mahkota. TUHAN memberkati.
1