Sekarang kita akan melanjutkan pelajaran Kolose ini dengan membaca
Kolose 4 : 13, 14
13. Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang dia, bahwa ia sangat bersusah
payah untuk kamu dan untuk mereka yang di Laodikia dan Hierapolis.
14. Salam kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas.
Ini adalah pergumulan dalam menghadapi dunia.
Ada tiga macam pergumulan dalam menghadapi dunia ini yaitu:
- Ay 13 >>> diwakili oleh sidang jemaat Laodikia/bangsa kafir >>>
kita bergumul melawan dunia dengan segala pengaruhnya >>>
Wahyu 3 : 16, 17,
16. Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku
akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
17. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan
aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat,
dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Sidang jemaat Laodikia ini terikat akan kekayaan dunia >>> ‘aku
kaya, aku memperkayakan diriku’ dan kekayaan dunia ini berpengaruh di
dalam sidang jemaat Laodikia sehingga rohani mereka menjadi suam-suam kuku.
Kita membandingkan dengan Yakobus 4 : 4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia!
Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan
Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya
musuh Allah.
Jadi, istilah terikat akan uang ini di dalam srt Yakobus berarti menjadi sahabat
dari dunia artinya untuk sekarang ini adalah sibuk/mengutamakan mencari uang/perkara
–perkara dunia daripada mencari TUHAN dan hal ini perlu digumulkan.
Bukannya kita tidak boleh mencari uang, kuliah dllnya >>> silahkan!
Tetapi jangan mengutamakan hal-hal ini daripada mengutamakan TUHAN sebab ini
berarti kita sudah terpengaruh dan menjadi sahabat dunia dan akibatnya kerohanian
dari sidang jemaat menjadi suam-suam/tidak setia di dalam ibadah dan pelayanan.
Tidak setia = tidak berguna >>> Matius 25, perumpamaan tentang talenta.
Hamba yang memiliki satu talenta menyimpannya dan tidak dikembangkan sehingga
TUHAN katakan: sebagai ‘hamba yang malas dan tidak setia = hamba yang
tidak
berguna = mati’
Contoh: seperti rambut yang sudah dipotong/terlepas dari kepala, maka rambut
itu sudah tidak berguna lagi, selama rambut itu masih ada di kepala, maka
rambut itu masih berguna dan akan bertumbuh. Demikian juga dengan kuku yang
sudah dipotong, maka kuku itu juga tidak berguna lagi. Selama kita masih berguna/ada
pelayanan, maka kita akan bertumbuh, oleh sebab itu kita harus memperhatikan
dengan baik sebab pengaruh dunia ini hendak membuat sidang jemaat itu bersahabat
dengan dunia sehingga kerohanian dari sidang jemaat menjadi suam-suam/tidak
setia/tidak berguna/mati seperti muntah yang tidak berguna.
- Ay 14 >>> diwakili oleh Demas, kita melihat cerita tentang Demas
ini di dalam ktb 2 Timotius 4 : 10, karena Demas telah
mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika.
Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia.
Kalau kita sudah mulai tidak setia, maka akan berbahaya sebab kejatuhannya
akan menjadi lebih dalam yaitu mengasihi dunia seperti Demas. Kita harus sungguh-sungguh
berhati-hati kalau kita meremehkan ibadah yang dimulai dari tidak setia, tidak
berguna dan mati, maka akan meningkat dengan mengasihi dunia.
1 Yohanes 2 : 15 – 17,
15. Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau
orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
16. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan
mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
17. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan
kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Di bagian atas tadi sudah diterangkan, akibat dari bersahabat dengan dunia
adalah menjadikan kita tidak setia kepada TUHAN. Sekarang kita akan melihat
praktek dari mengasihi dunia.
Praktek dari mengasihi dunia ini memiliki tiga keinginan yang dimulai dari:
- Keinginan mata, kita ingat Hawa di dalam taman Eden yang melihat buah
yang telah dilarang oleh TUHAN untuk dimakan dan untuk sekarang ini, maka
keinginan mata ini mengarah kepada dosa makan minum.
- Keinginan daging, ini mengarah kepada dosa kawin mengawinkan/dosa sex
lewat pandangan, pikiran.
- Keangkuhan hidup, ada banyak arti dari keangkuhan hidup ini, tetapi
saya akan kaitkan dengan keinginan mata, daging dan telinga dan ini adalah
orang yang sombong >>> 2 Timotius 4 : 3, 4,
3. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran
sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk
memuaskan keinginan telinganya.
4. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi
dongeng.
Orang yang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat >>> dulunya
dapat menerima ajaran yang sehat, tetapi sekarang tidak dapat menerima
lagi dan orang semacam ini adalah orang yang angkuh.
Keangkuhan hidup = keinginan telinga yaitu tidak dapat lagi mendengar
ajaran yang sehat/menolak Firman pengajaran yang benar tetapi menerima
dongeng.
Dongeng = Firman pengajaran yang sesat/yang tidak berdasarkan pada ayat-ayat
di
dalam alkitab.
Inilah orang yang mengasihi dunia yaitu
- mereka memiliki keinginan mata/dosa makan minum.
- kemudian keinginan daging yang mengarah pada dosa sex/kawin mengawinkan.
- keangkuhan hidup = keinginan telinga/tidak mau lagi menerima Firman
pengajaran yang benar tetapi menerima dongeng/Firman pengajaran yang palsu
yang tidak berdasarkan pada ayat-ayat dari alkitab/tidak berdasarkan pada
pembukaan Firman/ilham dari TUHAN.
Demas mengasihi dunia, maka kasih akan BAPA tidak ada lagi pada orang itu.
Kasih akan BAPA tidak ada lagi = tidak memiliki kasih = tidak dengar-dengaran
dan ini tidak berkenan kepada BAPA.
Tidak dengar-dengaran:
- seperti Hawa yang begitu menginginkan buah yang sudah dilarang oleh
TUHAN dan ini adalah dosa makan minum/keinginan mata.
- juga dengan raja Saul yang mempersembahkan korban kepada TUHAN yang
seharusnya harus dilakukan oleh nabi Samuel dan TUHAN katakan: ‘apakah
AKU berkenan kepada korban bakaran/korban sembelihan’. Yang berkenan
kepada TUHAN adalah mendengar dan dengar-dengaran sebab ini yang lebih
utama daripada segala korban.
- Demas melayani TUHAN tetapi ia tidak dengar-dengaran dengan meninggalkan
rasul Paulus karena ia lebih mengasihi dunia.
- juga dengan jemaat Laodikia yang lebih mengutamakan kekayaan sehingga
mereka menjadi suam-suam/tidak setia/tidak berguna dan mati.
Mengasihi dunia = tidak dengar-dengaran/tidak berkenan kepada TUHAN dan
sia-sia.
Tidak berkenan = lenyap bersama dunia/gagal.
Dengarkan siswa/i Lempin-El, sekalipun saudara melayani TUHAN dllnya,
tetapi kalau saudara tidak dengar-dengaran = gagal = nol = lenyap.
Inilah pergumulan melawan dunia:
- yang pertama diwakili oleh sidang jemaat Laodikia yaitu kita melawan kekayaan
dunia yang membuat orang menjadi tidak setia kepada TUHAN.
- yang kedua diwakili oleh Demas yaitu kita melawan keinginan-keinginan dunia
sehingga membuat kita tidak berkenan kepada TUHAN dan kita akan gagal = nol
= lenyap.
- Diwakili oleh tabib Lukas >>> Lukas ini jarang disebut dengan
kata tabib, sebab di dalam surat-surat yang lain, rasul Paulus hanya menyebut
dengan kata Lukas saja dan baru di dalam ktb Kolose 4 ini, disebut dengan
tabib Lukas dan ini merupakan suatu keanehan. Tabib ini untuk istilah kita
sekarang ini disebut dengan dokter dan ini menunjuk pada kepandaian/hikmat
dunia. Kita harus bergumul melawan kekayaan dunia yang membuat kita tidak
setia, kemudian melawan keinginan-keinginan dunia yang membuat kita tidak
dengar-dengaran dan kemudian ada satu lagi yaitu kita bergumul melawan tabib/dokter
= hikmat dunia.
Kalau kita berbicara tentang hikmat, maka itu berarti kita berbicara tentang
roh = sifat dan ini berarti sudah menyatu >>> Roma 12 : 2,
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Dikuasai oleh hikmat dunia = serupa dengan dunia.
Saya ulangi, kalau kita sudah:
- diikat dengan kekayaan, maka kita menjadi sahabat dunia.
- kemudian mengasihi dunia dengan keinginan-keinginan.
- kemudian dikuasai oleh hikmat dunia yang diwakili oleh tabib Lukas.
Jika kita dukuasai oleh hikmat dunia, maka kita akan menjadi serupa dengan
dunia.
Jadi semuanya ini menjadi meningkat yaitu dimulai dari bersahabat, kemudian
mengasihi dan menjadi serupa dengan dunia. Dan ini harus benar-benar kita
waspadai.
Yakobus 3 : 14 – 16,
14. Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri,
janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!
15. Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu
manusia, dari setan-setan.
16. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan
dan segala macam perbuatan jahat.
Hikmat dari dunia ini selalu memiliki kepentingan diri sendiri, iri dan dusta.
Kita boleh menjadi pandai tetapi jangan sampai kita dikuasai oleh hikmat dari
dunia ini. Jika pelayan TUHAN/anak TUHAN dikuasai oleh hikmat dunia seperti
iri hati, egois/mementingkan diri sendiri dan dusta, maka akibatnya dia akan
menjadi pengacau, bukan menjadi pemersatu tubuh dan tidak suci/kudus hidupnya,
dia berbuat jahat. Oleh sebab itu kita bekerja/melayani TUHAN jangan memakai
hikmat dari dunia sebab nanti tidak akan menjadi mempersatukan melainkan akan
menimbulkan kekacauan.
Kekacauan ini tidak perlu terjadi di dalam gereja, tetapi dimulai di dalam
rumah tangga kalau ada suami/isteri yang egois sehingga rumah tangga itu akan
menjadi kacau. Apalagi kalau ada dusta, maka rumah tangga itu tidak akan pernah
menjadi satu dan akan timbul segala perbuatan jahat.
Perbuatan jahat = tidak suci/tidak tulus di hadapan TUHAN sampai menjadi serupa
dengan dunia sehingga akan dibinasakan. Semoga kita mengerti.
2 Petrus 3 : 10,
Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap
dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala
api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.
Dibinasakan ini termasuk juga anak-anak TUHAN/sidang jemaat Laodikia dan hamba-hamba
TUHAN, sebab Demas ini seorang hamba TUHAN tetapi kemudian ia bertobat dan
ada satu lagi yaitu tabib Lukas yang benar-benar harus dilawan supaya tidak
menjadi serupa dengan dunia. Anak-anak TUHAN/hamba-hamba TUHAN yang bersahabat
dengan dunia, mengasihi dunia dan menjadi serupa dengan dunia, akan benar-benar
dibinasakan bersama dengan dunia ini.
Bagi siswa/i Lempin-El, anda sudah menyerahkan hidup sepenuhnya/sebagai full-timer
kepada TUHAN, jangan lagi anda memakai cara-cara dunia/dipengaruhi oleh dunia.
Semoga kita mengerti.
Sekarang bagaimana jalan keluarnya untuk menghadapi dunia dan pengaruhnya?
Yaitu:
- Roma 12 : 1- 3,
1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
3. Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada
setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih
tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir
begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan
Allah kepada kamu masing-masing.
Harus ada ibadah yang sejati. Kita jangan asal beribadah sebab kalau seperti
ini, maka kita tidak dapat melawan dunia dengan pengaruhnya. Istilah ibadah
ini tidak dapat dipisahkan dari pelayanan.
Apa pengertian dari ibadah yang sejati itu? Ibrani 8 : 1, 2,
1. Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar
yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,
2. dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati,
yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.
Kemah sejati = kerajaan surga.
Jadi, ibadah yang sejati adalah ibadah yang dilakukan oleh TUHAN YESUS di
dalam kemah sejati/di surga sebagai IMAM BESAR.
Sekarang ini bagaimana dengan kita, sebab kita masih berada di dalam dunia
sebab banyak orang yang mengatakan bahwa hal ini nanti akan terjadi jika kita
sudah berada di dalam surga. Sesungguhnya ibadah di dunia ini harus merupakan
pantulan ibadah sejati di surga, demikian juga dengan penyembahan di dunia,
juga harus merupakan pantulan dari penyembahan di surga. Kita jangan memakai
cara
kita sendiri.Saya sudah seringkali mengatakan bahwa Musa diperlihatkan kerajaan
surga oleh TUHAN dan kemudian ia juga diperintahkan untuk membuat miniatur
kerajaan surga/tabernakel di bumi dan ini adalah ibadah sejati di bumi. Ibadah
sejati di bumi adalah ibadah di tempat kudus/ruangan suci di dalam tabernakel
yang dibuat oleh Musa sesuai dengan contoh yang ia lihat di dalam kerajaan
surga.
Kalau kita bergumul/berjuang untuk melawan pengaruh dunia ini, maka kita tidak
dapat melakukan di tempat lain, hanya di tempat kudus di dalam ruangan suci
di dalam tabernakel yang memiliki tiga macam alat yang untuk sekarang ini
adalah tiga macam ibadah pokok yaitu:
- pelita emas >>> ibadah raya
- meja roti sajian >>> ibadah pendalaman alkitab + perjamuan
suci
- mezbah dupa emas >>> ibadah penyembahan
Tiga macam ibadah pokok ini adalah ibadah dengan sistim penggembalaan
sebab ruangan suci ini adalah kandang penggembalaan. Kita harus berada
di dalam kandang penggembalaan/tiga macam ketekunan dan ini harus dimulai
terlebih dahulu dari seorang gembala.
Saya menerangkan di Malang, imam Eli ini sedang duduk-duduk di pinggir
jalan >>> banyak kali gembala itu hanya mau jalan dan hanya mau
duduk.
Duduk ini berarti ia tidak mau menjalankan tugasnya yang salah satu tugasnya
adalah memberi makan domba-domba dan ini sangat berbahaya. Saya juga terkoreksi
untuk hal ini, sebab kalau gembala hanya mau berada di jalan dan hanya
mau duduk-duduk, maka itu berarti gembala itu tidak mau tergembala sehingga
domba-dombanya juga tidak akan tergembala sekalipun domba itu berada di
dalam kandang. Memang sudah berada di dalam kandang/ada ketekunan di dalam
tiga macam ibadah dan ini sudah baik, tetapi jangan hanya teori.
Inilah ibadah yang sejati/ketekunan di dalam tabernakel yaitu di ruangan
suci yang adalah kerajaan surga di bumi ini.
Sekarang praktek/tanda dari ibadah yang sejati:
- Roma 12 : 1, Karena itu, saudara-saudara, demi
kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu
sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah:
itu adalah ibadahmu yang sejati.
Ada persembahan, tidak meminta-minta tetapi membawa persembahan kepada
TUHAN dan ini adalah ibadah yang sejati. Kalau kita beribadah dan hanya
untuk meminta-minta sesuatu kepada sesama, maka itu berarti ibadah kita
bukanlah ibadah yang sejati/palsu.
Di dalam ibadah yang sejati itu, kita membawa persembahan dan persembahan
apa yang dibawa yaitu:
- Di mulai dari yang terkecil terlebih dahulu. Rumus dari kerajaan
surga itu adalah dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar.
Yang paling kecil adalah milik TUHAN yaitu persepuluhan dan persembahan
khusus. Dulu, bangsa Israel kalau mereka datang beribadah, maka mereka
membawa lembu bagi yang kaya, yang sedang membawa kambing/domba, sedangkan
bagi yang miskin, membawa burung tekukur. Sekarang bagi kita yang
terkecil adalah persepuluhan dan persembahan khusus, barulah:
- Dapat mempersembahkan tubuh yang merupakan milik kita yang terbesar
tetapi ada syaratnya yaitu harus tubuh yang hidup, kudus dan yang
berkenan kepada TUHAN. Kalau yang terkecil kita tidak dapat mempersembahkan
kepada TUHAN, tidaklah mungkin kita dapat mempersembahkan yang besar
kepada TUHAN.
Siswa/i, perhatikan dengan baik-baik, kalau satu saat saudara menjadi
hamba TUHAN/gembala dan saudara dipercayakan berkat menerima persepuluhan
dari TUHAN >>> mari! kalau saudara mau mempersembahkan tubuh,
maka mulailah dengan mempersembahkan yang terkecil yaitu persepuluhan
dan persembahan khusus, maka barulah saudara dapat mempersembahkan
tubuh tetapi harus tubuh yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada
TUHAN.
Dulu bangsa Israel membawa korban binatang tidak boleh ada yang cacat
apalagi yang mati. Oleh sebab itu, marilah dihari-hari ini kita jangan
asal datang untuk beribadah melayani sebab kita akan rugi karena kita
tidak akan sampai pada sasarannya bahkan kita akan menjadi serupa dengan
dunia bukan menjadi serupa dengan TUHAN.
Sasaran kita adalah menjadi serupa dengan TUHAN:
- lewat ibadah yang sejati, ada persembahan persepuluhan dan persembahan
khusus yang berguna untuk kepentingan pembangunan Tubuh KRISTUS, barulah
- kita dapat mempersembahkan tubuh yang hidup, kudus dan yang berkenan
kepada TUHAN.
Persembahan tubuh yang hidup itu adalah di mana daging ini sama sekali tidak
berguna tetapi Roh yang memberi hidup. Jadi *tubuh yang hidup itu bukanlah
tubuh yang dikuasai oleh hawa nafsu tetapi tubuh yang dikuasai oleh Roh.Kudus.
Tubuh yang dikuasai oleh Roh.Kudus itu hidup, aktif dan setia.
Yohanes 6 : 63, Rohlah yang memberi hidup, daging sama
sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh
dan hidup.
Jika kita bersahabat dengan dunia, maka kita tidak dapat mempersembahkan tubuh
sebab tubuh ini tidak setia, mati/tidak berguna sebab TUHAN menghendaki tubuh
yang aktif dan setia di dalam ibadah pelayanan.
Bagaimana kita dapat dikuasai oleh Roh.Kudus? dari hasil ketekunan di dalam
ibadah umum/ibadah raya >>> pelita emas yang adalah persekutuan dengan
Roh.Kudus/kita dikuasai oleh Roh.Kudus sehingga kita menjadi aktif/berapi-api
bagaikan pelita yang bercahaya, setia dan berkobar-kobar di dalam ibadah pelayanan
kepada TUHAN. Jika kita tidak tekun, maka itu bagaikan pelita yang bersinar,
padam, bersinar lagi, padam lagi sampai pada akhirnya akan padam untuk selamanya.
Kemudian *tubuh yang berkenan kepada TUHAN, selain hidup, juga harus berkenan
kepada TUHAN dan apa yang dimaksud dengan tubuh yang berkenan? Yaitu tubuh
yang dikuasai oleh kasih ALLAH >>> ‘Inilah ANAKKU Yang KU kasihi,
kepada NYA, AKU berkenan, dengarkanlah DIA’. Jadi, tubuh yang berkenan
adalah tubuh yang dikuasai oleh kasih ALLAH sehingga kita dapat menjadi taat
dan dengar-dengaran. Bagaimana kita dapat dikuasai oleh kasih ALLAH? Yaitu
dari ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan/mezbah dupa emas; dari ibadah
doa penyembahan inilah, kita bersekutu dengan ALLAH BAPA di dalam kasihNYA
dan kalau kita tekun, maka kita akan menjadi taat dan dengar-dengaran. Orang
yang mengasihi dunia, tidak dapat dengar-dengaran dan mempersembahkan tubuh
sebab ibadahnya tidaklah sejati/palsu. Tetapi sebaliknya, orang yang dengar-dengaran,
dia tidak dikuasai oleh dunia dan tidak mengasihi dunia dan juga tidak bersahabat
dengan dunia sehingga ia terbebas dari dunia lewat penggembalaan/kebaktian
umum dan kebaktian penyembahan.
Kemudian *tubuh yang kudus adalah tubuh yang dikuasai oleh Firman ALLAH terutama
Firman pengajaran. Tubuh yang berada di luar Firman ALLAH/Firman pengajaran
tidak mendapatkan penyucian.
Yohanes 15 : 3, Kamu memang sudah bersih karena firman
yang telah Kukatakan kepadamu.
Firman yang Kukatakan kepadamu = Firman yang dibukakan rahasianya = Firman
pengajaran yang dapat menjadikan kita ini kudus. Darimana kita mendapatkan
kekudusan itu? Yaitu dari ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab dan
perjamuan suci. Firman pengajaran dan perjamuan suci sedang menyucikan kita
sehingga kita dapat mempersembahkan tubuh yang suci/yang kudus, bukan tubuh
yang serupa dengan dunia yang kotor dan najis.
Inilah, ibadah di dalam sistim penggembalaan/ketekunan di dalam tiga macam
ibadah/ketekunan di dalam ruangan suci. Jadi, saya simpulkan >>>
di dalam penggembalaan, kita benar-benar terbebas dari pengaruh dunia sehingga
kita dapat mempersembahkan tubuh yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada
TUHAN = ibadah yang sejati.
Kita melihat, ruangan suci itu ditudungi/dilindungi/dipagari sedangkan di
luar pagar adalah padang gurun yang adalah gambaran dari dunia yang mau mempengaruhi
gereja TUHAN/pelayan TUHAN/anak-anak TUHAN/hamba-hamba TUHAN.
Sedangkan ruangan suci >>> disebelah luar ada pagar tetapi di bagian
dalam juga ada papan-papan jenang yang begitu rapat sehingga anginpun tidak
dapat masuk >>> pengaruh dunia tidak dapat masuk dan bagian ataspun
ditudungi dengan empat lapis tudung >>> ruangan suci ini benar-benar
aman.
Kita sudah dilindungi/tidak dipengaruhi oleh dunia dan tidak binasa tetapi
selanjutnya kita mau kemana? praktek dari ibadah yang sejati tadi adalah mempersembahkan/ada
persembahan dan ini sudah jelas yaitu lewat mempersembahkan tubuh, lewat penggembalaan
kita benar-benar rapat terlindungi/tidak dapat ditembusi oleh dunia/tidak
dapat bersahabat dan mengasihi dunia dan juga tidak menjadi serupa dengan
dunia >>> kita benar-benar aman tetapi selanjutnya mau kemana?
- Roma 12 : 2, 3,
2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
3. Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada
setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih
tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir
begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan
Allah kepada kamu masing-masing.
Dari membaca ayat-ayat di atas ini, kita sudah tahu arahnya yaitu kesempurnaan.
Tadi, yang pertama adalah kita hanya dilindungi/dunia tidak dapat mempengaruhi
yaitu lewat penggembalaan dan memberi persembahan. Dan sekarang yang
kedua adalah pembaharuan/mengalami keubahan hidup.
Kita jangan hanya keluar masuk gereja dengan mengikuti tiga macam ibadah sekalipun
ini sudah baik, tetapi adakah pembaharuan/keubahan hidup dari manusia daging
menjadi manusia yang rohani seperti TUHAN YESUS? Mari saudaraku! Kita jangan
puas dengan hanya diberkati secara jasmani dllnya, sebab itu bukanlah ibadah
yang sejati, bahkan dapat dikuatirkan kita beribadah seperti jemaat Laodikia
yaitu bersahabat dengan dunia, mengasihi dan menjadi serupa dengan dunia.
Tetapi kita beribadah dan mengalami keubahan hidup dari manusia jasmani/daging,
menjadi manusia yang rohani seperti TUHAN YESUS dan ini memiliki arah yang
sangat jelas sekali.
Apa yang terlebih dahulu harus diubahkan? Yaitu:
- Pikiran, tadi tubuh dapat hidup lewat penggembalaan kemudian
kudus dan yang berkenan dan ini dapat dipersembahkan kepada TUHAN. Sekarang
ini pikiran/jiwa yang harus diubahkan. Pikiran ini jangan terlalu tinggi/muluk-muluk
tetapi yang sederhana saja. Jadi pikiran yang dibaharui adalah pikiran
yang sederhana >>> Roma 12 : 16, Hendaklah
kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara
yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Janganlah menganggap dirimu pandai!
Pikiran yang sederhana adalah pikiran yang sesuai dengan iman, bukan dengan
kesombongan tetapi dengan iman yang benar. Semoga kita mengerti.
Jangan menganggap pandai >>> tabib Lukas memang seorang yang
pandai tetapi ia tidak menganggap dirinya pandai. Saya tidak menerangkan
secara lengkap tentang tabib Lukas ini, tetapi kalau saudara membaca di
dalam Kisah rasul, maka kita akan mengetahui, bahwa Lukas ini mengikuti
pelayanan dari rasul Paulus dan juga pada waktu rasul Paulus berada di
dalam penjara, Lukas juga yang melayaninya sekalipun Lukas ini adalah
seorang yang pandai. Jika Lukas mengandalkan hikmat dari dunia, maka sudah
dapat dipastikan ia tidak akan mau melayani rasul Paulus, tetapi Lukas
memiliki pikiran yang sederhana dan tidak menganggap dirinya pandai. Inilah
pikiran yang diubahkan dan tidak memakai hikmat dari dunia.
Roma 12 : 17, 18,
17. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa
yang baik bagi semua orang!
18. Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam
perdamaian dengan semua orang!
Kedua hal ini adalah pikiran yang sederhana. Contoh/praktek dari pikiran
yang sederhana yaitu pikiran yang diubahkan oleh TUHAN menjadi pikiran
yang sesuai dengan iman, bukan sesuai dengan pengetahuan dunia. Banyak
kali kita berpikir sesuai dengan pengetahuan dunia sehingga tidak sesuai
dengan iman dan kebenaran.
Contoh:
- Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan >>> seandainya
kita memakai pikiran dari dunia, maka kita tidak dapat menerima hal
ini jika ada yang menyakiti kita.
- balaslah dengan kebaikan >>> kalau kita berpikir sebagai
orang yang pandai/pikiran dari orang universitas/pikiran seorang ekonom
>>> ‘orang itu sudah berhutang banyak kepada saya,
dan tidak membayar sesenpun, bagaimana mungkin, saya dapat berbuat
baik kepadanya?’ Pikiran yang sederhana/iman itu tidak banyak
berbicara tetapi >>> ada yang berbuat kejahatan, jangan dibalas
dengan kejahatan tetapi lakukan apa yang baik dan hal seperti ini
tidak dapat diterima oleh akal dari orang yang berpikiran pandai dan
menganggap hal itu adalah hal yang konyol/tidak ada rumusnya. Dan
memang, di dunia ini tidak ada rumusnya sebab rumus ini hanya ada
di dalam iman dan di dalam kebenaran Firman. Mari! kita praktekan
dan ini harus dimulai dari saya yang bergaul dengan sesama hamba TUHAN,
jangan membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi membalas kejahatan
dengan kebaikan. Demikian juga dengan saudara yang bekerja di kantor
>>> mungkin ada yang berbuat jahat kepada saudara, sehingga
saudara tidak dipromosikan untuk naik pangkat >>> saudara
harus membalas kejahatan dengan kebaikan.
- Sedapat-dapatnya kalau hal itu bergantung padamu,hiduplah dalam
perdamaian dengan semua orang >>> hidup berdamai dengan semua
orang dan hal ini haruslah dimulai dari kita terlebih dahulu, jangan
menunggu orang lain dan ini sangatlah tidak masuk akal dan menurut
dunia adalah suatu kebodohan, sebab kita sudah disakiti tetapi kita
harus terlebih dahulu yang meminta maaf. Tetapi inilah pikiran yang
sederhana. Apalagi kalau suami dan isteri, tentunya tidak akan keberatan
untuk meminta maaf terlebih dahulu; demikian juga antara gembala dengan
sidang jemaat.
Kita semua harus berubah, yang dimulai dari pikiran kita menjadi pikiran
yang sederhana sesuai iman dan dengan dua praktek yaitu jangan membalas
kejahatan dengan kejahatan, tetapi balas dengan kebaikan dan juga berdamai
dengan semua
orang yang harus dimulai dari diri kita terlebih dahulu.
Kemudian selain pikiran/jiwa, maka
- Hati/roh >>> Roma 12 : 2, Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah” Apa
yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Ini sudah lengkap! Yaitu:
- tubuhnya sudah hidup dan berkenan kepada TUHAN.
- jiwanya/pikirannya yang sederhana/ pikiran dalam iman dan kebenaran.
- kemudian lebih lanjut dan ini yang menentukan yaitu akal budi/roh/hati.Sebab
kalau hati diubahkan, maka sasarannya sudah jelas yaitu kepada kesempurnaan.
Inilah pembaharuan hati nurani menjadi hati nurani yang baik sehingga
dapat membedakan mana kehendak TUHAN/kehendak ALLAH sampai pada yang
sempurna = hati menjadi peka.
Jika kita ingin tahu apakah kita sudah diubahkan atau masih memiliki hati
yang cenderung jahat seperti pada jaman Nuh yang hati manusia itu cenderung
jahat sampai anak-anak kecilpun tidak ada yang selamat. Beruntunglah Nuh/delapan
orang itu diubahkan lewat bahtera dan untuk sekarang ini lewat baptisan air/hati
nurani diubahkan. Prakteknya sederhana yaitu hati ini berdebar-debar di saat
melakukan hal yang tidak baik dan ini berarti nurani sudah diubahkan menjadi
baik. Hati ini akan berdebar-debar kalau ada sesuatu yang tidak cocok dengan
kehendak TUHAN.
Contohnya:
Raja Daud yang juga terpengaruh oleh dunia yaitu waktu ia menghitung kekuatan
pasukannya. Di saat ia selesai menghitung, ia merasa bersalah dan ini adalah
tandanya bahwa hati nurani Daud itu masih baik.
Demikian juga dengan kita, apakah hati ini masih berdebar-debar sebab sudah
jelas kita ini menipu orang, tetapi kita malah tertawa. Sudah jelas kita mendustai
orang, kita bahkan menertawakan mereka. Semuanya ini sangatlah berbahaya sebab
itu berarti kita belum berubah. Tetapi kalau kita berbuat salah dan hati ini
menuduh/berdebar-debar, maka itu berarti hati nurani masih baik/masih hidup.
2 Samuel 24 : 10, 14,
10. Tetapi berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat,
lalu berkatalah Daud kepada TUHAN: "Aku telah sangat berdosa karena melakukan
hal ini; maka sekarang, TUHAN, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab
perbuatanku itu sangat bodoh."
14. Lalu berkatalah Daud kepada Gad: "Sangat susah hatiku, biarlah kiranya
kita jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah
aku jatuh ke dalam tangan manusia."
Inilah hati nurani yang baik yaitu berdebar-debar di saat ada dosa/ada sesuatu
yang tidak sesuai dengan kehendak TUHAN sehingga mendorong kita seperti Daud
yaitu menyesal/mengakui dosa-doa.
Setelah diampuni jangan berbuat dosa lagi = jatuh ke dalam Tangan TUHAN Yang
penuh dengan kasih sayang. Tetapi kalau kita sombong, maka itu adalah hati
nurani yang jahat/yang tidak pernah berdebar-debar lagi/tidak pernah menuduh
lagi di saat kita berbuat dosa sehingga dosa itu menjadi dosa kebiasaan bahkan
menjadi dosa sengaja dan kita akan jatuh ke dalam Tangan TUHAN Yang mengerikan.
Ibrani 10 : 25 – 31,
25. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati,
dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
26. Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang
kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
27. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api
yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
28. Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan
atas keterangan dua atau tiga orang saksi.
29. Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak
Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan
yang menghina Roh kasih karunia?
30. Sebab kita mengenal Dia yang berkata: “Pembalasan adalah hak-Ku.
Akulah yang akan menuntut pembalasan.” Dan lagi: “Tuhan akan menghakimi
umat-Nya.”
31. Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.
Kita harus berhati-hati sebab ini adalah persoalan ibadah dan jangan diremehkan.
Kalau hati nurani tidak berubah/tetap pada hati nurani yang cenderung jahat
yaitu tidak berdebar-debar/tidak menuduh lagi di saat kita berbuat dosa sehingga
menjadi dosa kebiasaan yang tidak pernah disesali lagi dan ini berarti ia jatuh
ke dalam Tangan TUHAN Yang mengerikan untuk menghukum. Kita tinggal memilih
>>> raja Daud berdebar-debar, berarti hati nuraninya masih baik. Oleh
sebab itu biarlah sekarang ini hati kita berdebar-debar di saat ada dosa yang
masih kita pertahankan/ada sesuatu yang tidak cocok dengan kehendak TUHAN, kita
akui dan kalau sudah diampuni, jangan berbuat dosa itu lagi dan ini berarti
kita jatuh ke dalam Tangan TUHAN Yang penuh dengan kasih sayang.
Istilah untuk Tangan Yang penuh kasih sayang di dunia ini adalah tangan dari
seorang ibu kepada bayinya dan tidak ada yang sejauh ini.
Mari saudaraku! Kalau sekarang ini kita benar-benar mau beribadah yang sejati,
maka:
- kita mempersembahkan tubuh,
- pikiran kita diubahkan
- hati berdebar-debar/berubah dengan mengaku dosa, mengakui ketidak berdayaan
kita sehingga kita benar-benar berada di dalam Tangan kasih sayang TUHAN.
Kita seperti bayi di dalam Tangan/Pelukan kasih sayang TUHAN Yang melakukan
segala sesuatu yang bayi/kita butuhkan.
Kita tidak berdaya dan membutuhkan pertolongan >>> Tangan kasih sayang
itu ada.
Kita membutuhkan pemeliharaan >>> Tangan kasih sayang itu ada. Kita
terus dipegang dan dipeluk oleh Tangan kasih sayang selama kita masih mau mengakui
dosa/tinggalkan dosa/berdebar-debar sampai satu waktu, jika YESUS datang, maka
tubuh kita ini yang diubahkan.
Sekarang ini jiwa dan roh yang diubahkan sedangkan tubuh ini disucikan agar
dapat taat dengar-dengaran dan setia. Nanti kalau TUHAN datang, maka tubuh ini
akan diubahkan menjadi serupa dengan TUHAN YESUS.
Filipi 3 : 20, 21,
20. Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita
menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
21. yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuhNya
yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada
diri-Nya.
Jelas! Dunia sudah tidak dapat mempengaruhi kita lagi sehingga kita tidak
menjadi serupa dengan dunia sebab ini adalah pengaruh yang terakhir. Kita diubahkan
menjadi serupa dengan YESUS, masuk pesta nikah Anak Domba/firdaus/kerajaan seribu
tahun sampai kepada kerajaan surga yang kekal.
- Jauh/bebas dari dunia dan ini yang harus kita gumulkan dihari-hari ini
sebab dunia menjadikan kita tidak setia dengan kesibukan-kesibukan, oleh sebab
itu kita harus berhati-hati.
- Kemudian keinginan-keinginan/mengasihi dunia, membuat kita tidak dengar-dengaran
dan ini berarti kita sudah diperangkap oleh dunia.
Hikmat dunia membuat kita menjadi serupa dengan dunia dan untuk menghindari
ini semua, maka kita harus masuk dalam ibadah sistim penggembalaan supaya kita
dapat mempersembahkan tubuh yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada
TUHAN, inilah ibadah yang sejati. Tetapi ibadah yang sejati itu juga berarti
kita harus berubah >>> jiwa/pikiran kita, hati kita harus berubah.
Mari saudaraku! sekarang ini kita jangan banyak menghakimi orang lain tetapi
lebih hari kita harus lebih peka. Dulu mungkin kalau kita berdusta tentang hal
yang besar, barulah kita mengaku, tetapi sekarang, sedikit saja kita berdusta,
maka hati ini sudah berdebar-debar sehingga kita mengakui kesalahan/dosa dan
jangan kita ulangi lagi. Kita berada di dalam Tangan kasih sayang TUHAN sekalipun
kita seperti bayi yang tidak berdaya untuk mencari makan, untuk mencari kerja.
Tetapi, mari! kalau kita berada di dalam Tangan kasih sayang TUHAN, maka DIA
Yang mampu melakukan segala sesuatu yang kita perlukan sampai satu waktu kalau
IA datang, tubuh kita ini diubahkan menjadi serupa dengan DIA, kita benar-benar
keluar dari dunia ini dan tidak dapat dipengaruhi lagi. TUHAN memberkati kita
sekalian. HALELUYAH.
1