Saya ingin menyaksikan kemurahan Tuhan yang berlaku atas hidup saya.
3-4 bulan lalu, sebenarnya mata kiri saya yang sebelumnya kabur, sudah bisa mulai membaca SMS tanpa kaca pembesar, bahkan membaca tulisan di koran meski harus dari jarak dekat. Tapi saya lengah. Saya ragu-ragu untuk menyaksikan hal tersebut. Padahal Firman sudah sering mengatakan untuk kita inventaris kesaksian yang kecil-kecil. Dan akibatnya, Tuhan buat mata kiri saya kembali jadi kabur seperti sebelumnya.
Tetapi puji syukur, Tuhan masih beri kesempatan untuk menyaksikan yang memang terlihat kecil dan saya tidak mau lengah lagi supaya jangan terjadi lagi seperti yang sebelumnya.
Sejak tahun lalu, saya bergumul pada Tuhan supaya Tuhan mengembalikan perkara-perkara yang hilang dari hidup saya, baik soal pelayanan, termasuk fungsi indera saya. Dan tidak disangka, firman tutup buka tahun soal tahun Yobel. Disebutkan bahwa di tahun Yobel, Tuhan akan kembalikan apa yg sudah hilang dalam hidup kita. Itu jadi kekuatan saya.
Yang pertamamasalah SIM.
SIM saya masa berlakunya habis pada Desember tahun lalu. Secara manusia, tidak mungkin bisa perpanjang SIM dengan indera saya seperti ini, bahkan papa saya juga ragu. Tapi saya tetap yakin, kalau memang Tuhan bekerja, pasti SIM saya bisa saya perpanjang. Dan kalau bisa diperpanjang, berarti Tuhan ada maksud yg baik.
Waktu isi form, ada 1 isian masalah cacat tubuh. Disini ujian kejujuransaya. Ada pilihan cacat pendengaran bisa saja saya tidak centang. Tapi karena Firman bilang harus jujur dari yang kecil-kecil, saya centang cacat pendengaran tersebut. Dan karena tidak ada pilihan cacat mata, ya saya tidak centang.
Dan waktu photo untuk SIM dan tanda tangan, itu yang saya takutkan karena polisi bisa saja melihat ketidakwajaran pandangan saya. Tetapi saya tetap percaya, SIM ini jadi atau tidak, semua dalam tangan Tuhan.
Puji Tuhan, SIM saya bisa diperpanjang. 1 hal yg sebenarnya boleh dibilang sudah hilang dari saya, benar-benar Tuhan kembalikan.
Yang kedua, minggu lalu, saya ke langganan saya. Waktu dia lihat saya, tiba-tiba dia berkata: "lho, matamu sudah bagus, tidak kentara lagi ya Han. Dulu waktu kamu ke sini, waduh..jauh sekali". Saya bingung, terus saya tanya memang bagus apanya. Dan dia jawab "sekarang matamu lho bisa gerak bersama-sama kiri dan kanannya, dulunya tidakbisa bersama-sama". Saya hanya jawab, kalau rasanya dari dulu memang bisa gerak. Jadi saya pikir, ah biasa aja.
Tetapi ketika saya bertemu teman saya yang lain untuk urusan pekerjaan, tiba-tiba dia juga bilang hal yang sama. Dia katakan "lho Han, matamu sudah baguslho. Geraknya sudah sama. Kalau dulu, yang satu geraknya lebih lambat, tidaksama-samadan kadang seperti juling. Tapi sekarang sudah bisa sama-sama geraknya. Dan hitamnya matamu juga sudah sama besarnya".
Disitu saya terkejut, terus saya tanya "memang dulu tidaksama?" Dia jawab "aku tahu Han,dari kamu mau dioperasi matanyadan sejak itu, tiap kali ketemu kamu, aku selalu lihat matamu dan tiap lihat matamu, aku tahu kalau kamu habis kecelakaan. Dan hitamnya matamu itu beda besarnya. Tapi dari tadi aku lihat kamu, aku tidaksadar kalau kamu pernah kecelakaan. Orang biasa yang lihat kamu sekarang, tidakakan tahu kalau ada apa-apa dengan matamu".
Dari 2 saksi itu, saya dikuatkan bahwa Tuhan sudah mulai memperbaiki mata saya tanpa saya sadari. Disitu Tuhan sadarkan saya bahwa SIM saya bisa diperpanjang, itu karena polisi tidak melihat ada yang tidak wajar di mata saya. Semuanya karena pertolongan Tuhan. Kalau polisi melihat gerak mata saya yang tidak sama, pasti SIM saya ditolak.
Kemudian, kakak saya juga senter mata kanan saya, dia bilang dulunya ada seperti selaput tebal seperti katarak di mata kanan, tapi sekarang kok sudah hampir tidakada selaputnya. Tinggal tipis selaputnya.
Dan dikuatkan oleh Firman hari Rabu, apa yang saya alami hanya seperti awan setelapak tangan, seperti tidak ada arti apa-apa, tetapi sudah luar biasa untuk saya.
Secara medis, sebenarnya sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. Tapi gerak mata yang sudah hilang, di tahun Yobel ini, Tuhan kembalikan. Bagian hitam mata yang hilangpun, sudah Tuhan kembalikan. Dan saya yakin, Tuhan masih sanggup dan pasti sanggupbekerja sampai selesai pada waktuNya. Apapun bentuknya, tetapi itulah yang terbaik untuk saya.
Dari apa yang saya alami, beberapa teman memuji saya karena saya kuat dan sebagainya. Tapi saya malah malu, karena saya tahu masa lalu saya. Saya hanya jawab ke mereka "siapa bilang aku kuat? Kalau bukan karena Firman, aku sudah hancur lebur".
Dulu, karena masalah dengan seseorang, saya marah dengan Tuhan. Saya katakan saya tidakpercaya Tuhan lagi.
Tapi Tuhan masih tolong. Minggu sore, Tuhan bawa saya ibadah ke Johor dan dari lagu pertama, saya hanya mencucurkan air mata karena lagu pertama waktu itu adalah jadikan aku muridMu. Dan waktu firmanpun, air mata saya terus menetes. 1 perkataan Pdt Pong yang saya ingat sampai sekarang, beliau mengatakan "kalau kita ada masalah, bukan Tuhan yang jahat, tetapi kita yang kikir. Kita sudah dibeli dengan harga yang mahal, tetapi kita tidak mau serahkan hidup kita pada Tuhan".
Dari kejadian itu, sebenarnya saya sudah tidaklayak ditolong oleh Tuhan. Tetapi sekarang, Tuhan masih berkemurahan memberi saya kesempatan memperbaiki kesalahan saya. Saat menghadapi masalah yang lebih berat, apakah saya marah lagi pada Tuhan atau tidak. Dan puji syukur, hanya karena Firman yang saya dengar berulang-ulang, sedikitpun saya tidak marah pada Tuhan, tetapi hanya bersyukur pada Tuhan, bahwa lewat kejadian ini, Tuhan mengajar saya untuk banyak berdiam dan tenang, menjaga mulut, benar-benar hanya berharap Tuhan, tekun, sabar, banyak menyembah dan menyerah menunggu waktuTuhansekalipun sudah hampir 5 tahun saya menjalani ini semua. Kalau saya bisa menjalani semua dengan tenang dan seperti tidak terjadi apa-apa yang luar biasa dalam indera saya selama ini, itu hanya karena pertolongan Tuhan, bukan kekuatan saya. Saya bisa bekerja, beribadah dan melayani seperti tidak terjadi apa-apa dengan indera saya. Benar-benar semua hanya pertolongan Tuhan.
Dan sekarang ada hasil yang saya ambil, yaitu awan setelapak tangan sudah terjadi atas hidup saya dan saya hanya berharap Tuhan, siapa tahu hari ini adalah hari pemulihan dari Tuhan. Kalau masih belum, saya tetap berharap siapa tahu besok Tuhan akan pulihkan dst dan itu yang mendorong saya untuk tekun menyembah dan semakin berharap Tuhansampai benar-benar pemulihan jasmani dan rohani saya alami.
Demikian kesaksian saya, semoga menjadi berkat dan biarlah hanya Nama Tuhan yang dipermuliakan.
Versi Cetak