Puji Tuhan, dimana Tuhan selalu ada menolong kehidupan keluarga kami ketika kami sekeluarga terutama saya pribadi bergumul dengan ibadah.
Saya baru menyadari pentingnya Firman dalam kehidupan saya ketika saya tidak mendapatkannya di gereja saya yang lama. Selama ini saya hanya berpikir melayani Tuhan dan mendengarkan Firman, tapi tidak menyadari bahwa Firman yang didengar bukanlah hanya didengar, tapi juga dipraktekkan.
Saya beribadah di gereja saya yang lama kurang lebih 5 tahun, tapi selama 2 tahun terakhir, saya merasa tidak damai sejahtera. Setiap malam saya selalu mendengarkan kotbah seorang hamba Tuhan dari sebuah radio yang menjelaskan betapa pentingnya Firman dalam kehidupan kita terutama ketika melayani Tuhan.
Seorang hamba Tuhan menyampaikan Firman begitu keras dan mengena dalam kehidupan saya. Hal itu yang saya pergumulkan 2 tahun terakhir ketika saya ingin pindah gereja.
Saya masih tidak tahu gereja mana yang harus saya datangi, selain itu kalau saya pindah, saya dan keluarga masih mengingat kebaikan gembala saya atas perhatian dan doanya untuk kakak saya bahkan sampai kakak saya meninggal. Ketika 1 tahun terakhir saya benar-benar bergumulkarena saya tidak mau melayani Tuhan tetapi tidak ada Firman yang dapat saya terima dengan baik, karena di gereja yang lama, isi Firman tidak membangun kehidupan rohani saya. Bahkan pelayanan yang saya lakukan kebanyakan dipandang salah. Saya pun berusaha bertahan sekalipun saya tahu ada yang tidak benar di geraja saya yang lama.
Suatu saat ada suatu masalah yang bagi saya sudah tidak bisa diterima lagi oleh seorang gembala. Saya selama ini hanya bergumul, kalau Tuhan ijinkan saya pindah, saya ingin adanya suatu tanda yang dapat membuat saya pindah, sehingga saya bisa mendapatkan Firman yang lebih baik dan keras untuk bisa membentuk hidup saya lebih baik. Bagi saya ini mungkin sudah jalan Tuhan ketika papa ikut di WR Supratman hanya untuk ibadah Doa penyembahan dan sesekali datang di Ibadah Raya maupun Pendalaman Alkitab. Kemudian, saya memutuskan untuk ikut datang ketika ibadah Pendalaman Alkitab.
Ketika itu saya mendapatkan sebuah jawaban dari Firman yang saya dengarlewat Pdt. Widjaja Hendra. Akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari gereja lama saya dan beribadah di WR. Lebih kaget lagi, ternyata selama ini mama papa menunggu keputusan ini dari saya. Saya sekeluarga akhirnya berpamitan secara baik-baik dan tetap menjalani hubungan yang baik dengan gembala maupun sidang jemaat disana.
Saya keluar berusaha tetap menjalin kekeluargaan, tetapi masih saja saya dipandang salah. Yang dibilang saya mempengaruhi anak-anak remaja lain, pindah karena putus dengan seorang pria. Bahkan beberapa orang berani memfitnah saya.
Rasa marah ada, tetapi ketika saya mulai tergembala di pengajaran Firman yang benar, hal itu saya anggap untuk membuat iman saya lebih kuat dan harus ada perobekan daging yang saya keluarga harus terima.
Di WR, saya mengalami kepuasanyang belum pernah saya dapatkan dalam Firman yang membentuk saya dan menegur kehidupan saya yang masih perlu dibenahi. Saya hanya berharap supaya saya tetap tekun, setia dan berkobar-kobar dalam mengikuti ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Firman itulah yang membuat saya tidak sia-sia keluar dari gereja lama saya dan masuk dalam penggembalaan yang benar, karena jika melayani tanpa Firman yang merupakan kebutuhan kita, semuanya hanya membuat kita kering rohani sampai mati rohani. Hal itulah yang saya tidak inginkan.
Tuhan memberkati.
Versi Cetak