Pada kesempatan ini, saya ingin menyaksikan cinta kasih kemurahan Tuhan atas hidup saya.
Karena musibah yang saya alami pada September 2009 lalu (baca kesaksian:
Besar Kemurahan Tuhan Untuk Saya), saya harus
menghadapi banyak kemustahilan.
Secara medis, untuk mata kanan saya tidak bisa di tolong lagi. Di cangkok matapun juga tidak bisa, karena sarafnya sudah putus, sehingga menjadi buta. Dokter mengatakan, kemungkinan saraf putus karena terkena pecahan tulang yang terjadi di muka saya.
Sedangkan mata kiri saya, tidak bisa melihat jelas. Hanya sekitar 2-3 meter, itupun dengan kondisi kabur, sebab retina bagian dalam terlipat. Di Indonesia tidak ada alat untuk melakukan operasi. Dan dicoba ke ahli retina Jepang yang termasuk salah satu yang terbaik sedunia, tapi dokter tersebut juga angkat tangan, karena lipatan retina tepat di bagian tajamnya mata. Kalau salah sedikit, akan buta.
Begitu juga dengan telinga kiri saya. Karena kerusakan rumah siput, telinga kiri saya tidak bisa mendengar lagi. Dan dokterpun juga mengatakan, bahwa sampai hari ini tidak ada satupun teknologi yang bisa menggantikan rumah siput. Karena itu adalah bagian yang menyampaikan pesan ke otak, sehingga diberi alat bantu dengarpun juga tidak bisa.
Begitu juga dengan hidung saya yang tidak bisa mencium bau apa-apa akibat kecelakaan itu.
Tetapi kaerna pertolongan Tuhan, saya masih bisa bertahan sampai hari ini. Pertolongan Tuhan berikutnya saya alami pada saat saya harus menjalani operasi untuk melepas kawat yang dipasang di wajah saya (baca kesaksian:
Pekerjaan Tuhan Dalam Saya).
Lewat kejadian itu, banyak yang Tuhan koreksi dalam diri saya,
bahwa saya selama ini terlalu banyak mengabaikan Tuhan, kurang berdoa, kurang baca Alkitab dan malah banyak berbuat dosa.
Karena itu, lewat peristiwa ini,
saya benar-benar bersyukur pada Tuhan. Seandainya ini tidak terjadi, saya tetaplah manusia lama yang tidak pernah sadar akan kesalahan dan kegagalan saya.
Dulu, untuk berdoa, saya selalu lihat kondisi saya. Kalau saya capek, saya hanya bilang "
Tuhan, sorry, saya capek, saya tidur dulu ya...".
Seolah-olah Tuhan tidak ada arti apa-apa saya. Begitu juga dalam pelayanan, saya merasa ya biasa-biasa saja. Ibadahpun juga biasa-biasa, hanya seperti rutinitas saja.
Tetapi lewat kejadian ini, Tuhan seperti ingatkan saya kembali bagaimana masa lalu saya. Dan saya benar-benar malu dengan itu semua. Saya sering berseru pada Tuhan, kalau saya bisa kembali ke masa lalu, saya akan perbaiki itu semua. Tapi bersyukur pada Tuhan, bahwa
saya masih diberi kesempatan utnuk memperbaiki ini semua.
Beberapa hal yang mulai Tuhan perbaiki adalah
doa penyembahan saya. Kalau dulu, saya terkesan cuek dengan penyembahan. Tapi sekarang, saya justru merasa,
itulah kebutuhan utama saya. Saya ada ketakutan,
kalau saya lengah lagi, saya bisa mengalami hal yang lebih buruk dari sekarang. Memang masih ada kekurangan, tapi saya bersyukur dengan
Firman penggembalaan yang terus mengingatkan saya pentingnya doa penyembahan.
Saya mulai bisa
menikmati saat-saat saya berada di bawah kaki Tuhan, sampai beberapa kali, ketika saya menyembah Tuhan, saya tidak mau berhenti dan ingin terus mencurahkan is hati saya pada Tuhan, karena banyak hal yang terjadi dan tidak bisa saya ceritakan kepada siapapun, kecuali pada Tuhan. Benar-benar lewat kejadian ini, Tuhan membawa saya untuk
lebih banyak bergumul dengan Tuhan dan hanya mengeluh/mengerang pada Tuhan saja, bukan pada orang lain.
Dan Tuhan sungguh ajaib, sebelum peristiwa ini terjadi,
Tuhan sudah siapkan segala ssuatunya untuk saya. Salah satunya adalah Alkitab. Secara fisik, saya tidak bisa baca Alkitab lagi. Tapi Tuhan ingatkan saya, bahwa sayalah yang membuat program Alkitab untuk digunakan gereja dan tulisannya bisa diperbesar. Dan itulah yang bisa saya gunakan untuk
membaca Alkitab sebelum menyembah Tuhan.
Dalam ibadah pelayanan, Tuhan juga banyak koreksi saya. Dulu, saya merasa bisa. Tetapi sekarang,
saya serba terbatassampai sering saya berteriak dalam hati "
saya bisa lakukan itu kalau saya normal". Tetapi semua Tuhan ijinkan, untuk menunjukan pada saya, bahwa saya bukanlah siapa-siapa.
Karena sekalipun dalam kondisi serba terbatas, Tuhan tetap nyatakan kuasaNya untuk menolong saya dalam ibadah pelayanan. Suatu bukti nyata, bahwa dulupun, sebenarnya saya tidak bisa apa-apa.
Semua hanya karena kemurahan Tuhan yang memampukan saya dan justru Tuhan berikan karunia-karunia dalam pelayanan saya ketika saya sudah merasa tidak mampu.
Teman-teman yang tahu kondisi saya, banyak yang heran dan bertanya kepada saya "
kok bisa kamu bertahan kayak gini?". Tetapi jawabannya saya hanya satu, "
bukan saya yang kuat, tetapi Tuhanlah yang memberi kekuatan lewat FirmanNya". Kalau secara manusia, saya jelas tidak kuat. Karena dalam doapun,
seringkali saya mengeluh pada Tuhan. Dan terkadang saya sampai berteriak "
sampai ka pan Tuhan? Sampai kapan ini semua? Karena saya sudah seperti mau mati rasanya menghadapi ini semua apalagi masih ditambah masalah-masalah lainnya".
Tetapi, disitulah saya merasakan
pentingnya penggembalaan dan Firman pengajaran benaryang terus membimbing dan menguatkan saya untuk
bersabar dan menanti pertolongan Tuhan tepat pada waktunya.
Lewat ini semualah, saya banyak
mengaku kelemahan dan dosa saya pada Tuhan dan sesama. Dan saya hanya berseru pada Tuhan supaya Tuhan bukakan Firmannya untuk terus menyucikan dan membuka segala sesuatu yang menjadi kesalahan saya. Dan saya juga berdoa "
kalau memang ada dosa yang harus saya selesaikan dengan sesama, biar Tuhan pertemukan saya dengan orang tersebut. Dan kalau sudah ketemu, masih tidak ingat, juga, Tuhan ingatkan lewat kata-kata atau apapun". Dan saya akan menyelesaikan semuanya.
Tidak ada satupun yang saya tutupi dari Tuhan dan tidak saupun dosa yang ingin saya pertahankan.
Saya tidak tahu apa rencana Tuhan dalam hidup saya. Tetapi saya bersyukur lewat Firman penggembalaan, Tuhan terus membimbing saya. Dan seperti pengalaman raja Daud yang di firmankan oleh bapak gembala, itulah yang menguatkan saya. Hari-hari ini, saya hanya
menguatkan kepercayaan saya kepada Tuhandan hanya berkata "
biarlah Tuhan melakukan yang terbaik di mataNya. Terserah pada Tuhan".
Jika memang ini yang terbaik untuk saya, saya siap menjalaninya, asalkan Tuhan tetap bersama saya. Karena
lebih baik kondisi saya seperti ini tetapi pintu Surga terbuka bagi saya. Daripada semuanya normal, tetapi pintu Surga tertutup bagi saya karena jatuh bangun dalam dosa lewat panca indera saya.
Dan saya bersyukur, sekalipun apa yang saya alami ini sangat berat, tetapi Firman Tuhan menguatkan saya dan tidak ada sedikitpun keraguan dalam diri saya.
Saya tetap percaya dan mempercayakan diri sepenuh pada Tuhan. Dan disinilah saya merasakan
pentingnya ibadah pelayanan dengan sungguh-sungguhdan tidak ada waktu lagi untuk main-main lagi.
Dan Tuhan juga ijinkan saya mengalami suatu hal yang pahit, dimana saya mengalami juga ketika
manusia menghina dan menolak saya karena kondisi saya ini. Secara manusia, saya sempat stress beberapa hari. Tapi puji syukur pada Tuhan. Tuhan ingatkan saya, bahwa
saya sebenarnya memang hanya tanah liat yang tidak ada harganya dan hanya untuk diinjak-injak. Kalau Tuhan tidak berkemurahan pada saya, saya tidak lebih dari mayat hidup. Dan inilah yang membuat saya makin merasa tidak mampu dan tidak berdaya, tidak ada nilai apa-apa. Dan saya hanya berseru pada Tuhan "
biarlah manusia berbuat ini dan itu pada saya, asalkan Tuhan tidak tinggalkan saya dan saya tetap berharga di mata Tuhan".
Semakin saya melayani, seakin saya merasakan bahwa sebnarnya saya tidak bisa apa-apa dan semuanya hanya kemurahan Tuhan. Terkadang ada jemaat yang memuji-muji pelayanan saya. Tetapi hal itu justru
membuat saya malu dan tidak layakdan saya hanya berdoa dalam hati "
Tuhan, saya tidak layak, pujian itu hanya untuk Engkau, bukan untuk aku, karena aku tidak bisa apa-apa tanpa Engkau".
Secara rohani, Tuhan benar-benar koreksi saya dan menuntun saya untuk kembali pada jalan yang benar. Dan
secara jasmani, Tuhanpun tidak melupakan saya. Tuhan memelihara saya secara ajaib.
Pekerjaan saya juga harus berada di depan komputer. Secara manusia, tidak ada yang mau pakai saya lagi. Tetapi Tuhan sungguh berkemurahan pada saya. Tuhan berikan pada saya berkat-berkat yang tidak saya duga. Malah saya mendapatkan pelanggan dari luar negeri yang mestinya tidak butuh tenaga saya, karena di negaranya sudah banyak jasa-jasa seperti saya dan tentunya jauh lebih pandai dari saya.
Tetapi, memang Tuhan sungguh ajaib. Sebelum musibah ini, Tuhan sudah siapakn semuanya. Secara rohani, Tuhan sudah siapkan (seperti kesaksian diatas), tetapi
secara jasmani, Tuhan juga sudah siapkan.
Sebelum mengalami kecelakaan, ada beberapa pekerjaan yang sudah saya buat. Dan setelah kecelakaan yang saya alami, pesanan-pesanan yang datang ke saya, '
mirip' dengan yang sudah pernah saya kerjakan, sehingga
waktu pengerjaannya malah lebih cepat dibandingkan waktu saya masih normal. Saya prediksikan 1 bulan selesai, ternyata
Tuhan tolong, tidak sampai 1 minggu sudah selesai.
Dan karena saya membuat program, ketika ada kesalahan dalam program, secara fisik, saya sulit untuk cari lokasi salahnya dimana. Tetapi Tuhanpun tolong saya.
Tuhan seperti tuntun saya dan tunjukan ke saya dimana letak salahnya. Apalagi, terkadang kesalahan itu hanya karena kurang tanda titik koma, tanda petik dan sebagainya yang kecil-kecil dan sulit dilihat dengan kondisi mata saya skarang ini.
Tetapi
Tuhan memang tidak pernah menipu. Tuhanlah yang menjamin semuanya asalkan
saya mau sungguh-sungguh menyembah Tuhan dan berserah sepenuh pada Tuhan.
Beberapa keajaiban saya alami ketika harus bertemu dengan pelanggan. Ada kalanya, Tuhan seperti mencelikan mata saya, sehingga saya bisa melihat gambar di laptop kecil yang ditunjukkan oleh calon pelanggan saya. Ada kalanya, Tuhan juga beri hikmat saya untuk bisa menangkap pembicaraan dengan calon pelanggan, ketika dia berada di sebelah kiri saya. Karena berada di sebelah kiri, otomatis saya sulit mendengar karena telinga kiri saya tuli dan kondisi ruangan agak ramai, sehingga saya hanya melihat gerak bibirnya saja. Dan puji Tuhan, saya bisa menangkap pembicaraan dia.
Bahkan, Tuhan juga tolong dalam pembelian mobil baru. Semua angsuran bisa selesai, bahkan lebih cepat dari waktu sebenarnya. Padahal, secara fisik, hal itu mustahil, apalagi masih dibutuhkan juga biaya untuk hidup sehari-hari. Tetapi
Tuhan mampu menjadikan yang mustahil menjadi tidak mustahil oleh belas kasihNya. Bahkan masih Tuhan berikan bonus, dimana
saya bisa ikut ibadah-ibadah kunjungan. Bahkan ada bonus lagi, ketika saya hitung-hitung,
hasil yang saya dapatkan lewat kemurhaan Tuhan justru lebih baik dibanding ketika fisik saya masih normal.
Benar-benar Tuhan mampu bekerja diluar apa yang saya pikirkan.
Banyak yang Tuhan koreksi dalam hidup saya ini. Dan semakin Tuhan tekankan dalam diri saya, bahwa saya tidak bisa apa-apa.
Dan saat ini,
ketika saya mau bekerja dan menyalakan komputer, saya berdoa dulu pada Tuhan, begitu juga ketika selesai bekerja. Kalau dulu, saya tidak doa, langsung saya kerja. Tetapi sekarang, saya benar-benar merasa tidak mampu dan hanya mengandalkan Tuhan. Setiap langkah yang mau saya ambil, Tuhan ingatkan supaya
saya selalu melibatkan Tuhan dalam segala sesuatu, sampai hal-hal yang kelihatannya sepele. Suatu hal yang dulunya tidak pernah saya lakukan dan ini merupakan kebodohan saya yang justru membuat segalanya kacau balau. Dan kalau saya selalu melibatkan Tuhan, saya percaya,
Tuhanlah yang akan menata hidup saya tapak demi tapak.
Seperti halnya Yesus mati 3 hari dan bangkit, saya juga mohon kemurahan Tuhan, semoga di tahun ke 3 sejak musibah yang saya alami, saya juga mengalami kemurahan Tuhan untuk benar-benar
memulihkan jasmani dan rohani saya, terutama rohani saya. Karena saya percaya,
kalau rohani saya dipulihkan, jasmani sayapun juga akan dipulihkan, apapun bentuknya. Karena sekalipun Tuhan ijinkan saya tidak disembuhkan secara jasmani, tetapi
kalau saya ada dalam Tangan Tuhan, saya pasti mendapatkan segala-galanya. Kalau dokter didunia sudah angkat tangan dengan kondisi saya, maka giliran saya untuk
banyak mengangkat tangan dan menyerah sepenuh pada Tuhan.
Dan lewat Firman yang saya dengarkan,
saya tidak mau menuntut apa-apa dari Tuhan. Kalau Abraham saja yang menerima janji Tuhan, baru 25 tahun digenapi, siapalah saya yang Tuhan tidak pernah janji untuk menyembuhkan saya secara fisik?
Karena itu, saya tidak mau menuntut apa-apa dari Tuhan.
Karena apa yang sudah Tuhan lakukan selama ini, sudah merupakan kemurahan Tuhan yang besar buat saya. Dan
apapun yang saya lakukan buat Tuhan, tidak mampu membalas kemurahan Tuhan atas hidup saya, sehingga sangat tidak layak jika saya menuntut Tuhan harus begini dan begitu. Yang bisa saya lakukan hanyalah
banyak menyembah Tuhan sampai Tuhan berbelas kasihan pada saya dan Tuhan melakukan apa yang baik di mataNya atas kehidupan saya.
Dalam keterbatasan saya inilah, saya bisa merasakan kuasa Tuhan makin nyata dalam hidup saya.
Tuhan memberkati.