Oleh kemurahan Tuhan, pada tanggal 24 Mei 2011 yang lalu, saya bisa mengikuti ibadah kunjungan di Poso. Pada awalnya, saya masih bergumul untuk bisa ikut kunjungan kesana, terutama untuk membantu bagian komputer dan siaran langsung. Sebelum berangkat, hamba Tuhan dari Poso menelpon saya dan mengatakan ada warnet didaerah sana yang mau membantu. Dan dari peralatan yang digunakan, saya berpikir itu adalah internet menggunakan satelit.
Selama ini, saya tidak pernah menggunakan peralatan tersebut. Saya juga bingung apa yang harus saya bawa. Tapi seperti Tuhan bimbing saya, dimana saya bisa berpikir untuk menggunakan router, karena jarak dari warnet ke tempat ibadah lebih dari 100m. Sayapun tidak tahu cara penggunaan router tersebut. Hanya saya coba-coba dulu sebelum dibawa dan untuk cadangan, saya bawa kabel LAN 150 meter. Kalau-kalau router tidak bisa digunakan, saya akan gunakan kabel LAN.
Saya coba tanya teman soal setting routerpun, dia bilang, itu sulit. Bukunya juga tebal. Karena waktu yang mendesak, saya tidak mungkin lagi mempelajari dari buku-buku.
Dalam perjalanan dari Palu sampai ke Poso lewat darat selama kurang lebih 8 jam, Tuhan juga sudah tolong semuanya.
Pagi harinya, saya coba menuju ke tempat ibadah dan warnet yang akan digunakan. Waktu saya lihat peralatannya, saya sangat terkejut. Karena seumur hidup, baru kali ini saya lihat peralatan modem satelit seperti itu. Saya jelas tidak bisa setting. Karena pemilik warnet bilang bahwa ia pernah coba setting dan akhirnya tidak jalan.
Saya hanya berdoa saja semoga Tuhan tolong. Akhirnya saya coba pasang router wireless yang saya bawa. Setting pertama, ternyata tidak bisa konek. Kemudian saya coba setting lagi. Dan puji Tuhan, ternyata bisa tersambung dengan baik. Tinggal masalah penempatan routernya yang jadi kendala. Akhirnya kabel LAN yang saya bawa, harus digunakan untuk bisa menempatkan router lebih dekat dengan tempat ibadah. Dan setelah dicoba, puji Tuhan, signal wireless router bisa tertangkap walau hanya 1 bar. Dan bisa digunakan untuk siaran langsung.
Meskipun terkadang lampu padam atau koneksi drop, tetapi tidak sampai terlalu mengganggu.
Lewat pengalaman ini, Tuhan benar-benar menolong saya. Secara fisik, saya sebenarnya tidak mampu. Tapi entah bagaimana, beberapa orang ikut turun tangan membantu saya. Sesuatu hal yang selama ini hampir tidak pernah saya alami.
Apalagi ditambah dengan keadaan mata saya yang hanya berfungsi 1 dan tidak bisa melihat jauh akibat kecelakaan yang saya alami 2 tahun lalu, saya benar-benar kesulitan jika tidak ditolong oleh Tuhan dan rekan-rekan yang ada disana.
Sampai acara ibadah selesai, saya hanya bisa mengucap syukur pada Tuhan. Bukan karena saya hebat atau karena saya mampu, tetapi benar-benar semuanya karena kemurahan Tuhan, sehingga pelayanan siaran langsung bisa berjalan dengan baik.
Dan semakin mantap tekad di hati saya supaya hanya kemurahan Tuhan saja yang terus memakai kehidupan saya dengan apa yang ada di tubuh saya. Secara jasmani, 3 dari 5 indera saya sudah cacat (terutama mata dan telinga). Tetapi lewat pengalaman ini, Tuhan nyatakan kepada saya, bahwa kekurangan secara fisik bukanlah halangan untuk melayani Tuhan. Sebab Tuhan mampu melakukan perkara-perkara ajaib yang diluar pikiran saya. Dan itu sudah saya buktikan sendiri.
Secara rohani, Tuhan juga memberkati hidup saya lewat Firman yang disampaikan. 1 perkataan Firman yang menguatkan saya adalah "biarlah hari-hari ini, kita bergumul bersama Tuhan untuk bisa mendapatkan 6 sayap dari Tuhan. Dan Tuhan juga akan bergumul bagi kita". Jangan sampai kita menjadi garam yang hambar seperti istri Lot. Tapi biarlah hidup kita menjadi garam yang asin(garam dunia). Bukan itu saja, kita juga bergumul untuk bisa menjadi tiang penopang rumah Allah, dan bukan menjadi tiang garam seperti istri Lot.
Tuhan memberkati kita semua.
Versi Cetak