Saya bersyukur kepada Tuhan bisa melewati tahun 2005. Begitu banyak yang sudah Tuhan kerjakan. Terutama saat sebelum saya hamil ke-2. Saya merasakan Tuhan begitu sayang kepada saya. Tuhan tahu bahwa setelah kehamilan saya yang I, saya benar-benar tidak mau punya anak lagi, karena saat-saat hamil I begitu banyak persoalan dan puncaknya anak saya harus lahir sebelum waktunya. Itu meninggalkan trauma yang mendalam bagi saya, ditambah anak saya memang kalau ditanya selalu menjawab tidak mau adik. Tapi saat anak saya memasuki umur 3 tahun (2005), dia mulai mengatakan ingin punya adik dan setiap kali saya lihat dia main sendiri, timbul rasa kasihan dan Tuhan mulai taruh kerinduan untuk punya anak. Tapi tiap kali ingat kejadian dulu, saya buang jauh-jauh kerinduan itu ditambah alasan bagaimana pelayanan, ibadah saya palagi harus Surabaya-Malang. Tapi Tuhan itu baik. Dia taruh kerinduan itu sampai saya menyerah kalau memang Tuhan mau beri anak lagi, biarkan hati saya bisa menerima dan Tuhan beri hikmat supaya saya bisa tetap setia dalam ibadah dan pelayanan.
Benar, setelah saya menyerah, bulan Juni ketahuan saya sudah hamil 1 bulan. Puji Tuhan, saya tidak ada penolakan terhadap anak yang Tuhan berikan. Lebih dahulu Tuhan sudah siapkan hati saya.
Saat bulan 1-3, saya tidak menyangka bahwa kondisi saya sangat lemah. Kena angin, naik sepeda motor, mobil tidak kuat. Langsung tumpah-tumpah. Keadaan ini masih bisa saya terima. Tapi saat 2 kali flek dan dokter sarankan harus istirahat, saya merasa agak putus asa. Saya sempat mengeluh kepada suami, saya tidak keluar rumah tidak apa-apa, tapi kalau juga tidak pergi gereja, dimana kekuatan saya? Bagaimana pelayanan saya? Padahal Tuhan bilang anak itu berkat. Suami saya cuma jawab, berdoa! Saya sempat cerita pada bapak gembala dan bapak gembala memberi jalan keluar untuk main musik di Surabaya. Dan beliau akan bantu doa.
Saya bersyukur pada Tuhan. Setelah di buka pelayanan musik di Surabaya, justru saya merasa lebih baik meskipun masih tumpah-tumpah tapi sudah tidak pernah flek lagi. Naik turun tangga lebih kuat, sehingga tetap bisa ibadah pelayanan lagi.
Memasuki bulan 4-6, kendala lain muncul. Karena mau ketambahan anak, rumah kami harus di renovasi sedikit. Dan untuk itu, saya harus korban pada jam-jam ibadah naik sepeda motor sedangkan jam kerja tukang diatur supaya saya tetap bisa beribadah. Yang tidak disangka, ternyata renovasi itu memakan waktu 2 bulan dan bagi saya yang lagi hamil tentu melelahkan terutama saat-saat ibadah sehingga 2x saya terjatuh dari sepeda motor. Tapi Tuhan tolong bahwa anak dalam kandungan saya tidak apa-apa.
Masuk bulan ke-7, saya mendengar kalau yang pertama operasi karena ari-ari dibawah, yang ke-2 juga harus operasi. Saya sempat cerita kepada kedua orang tua saya. Mereka katakan, berdoa, percaya, setiap kebaktian selalu didoakan! Kalau percaya, bisa terjadi mujizat. Suami saya juga menguatkan. Menjelang natal (25 Desember), tiba-tiba perut saya sakit 3 hari. Waktu itu saya cuman berpikir masa harus lahir sekarang? Tapi suami saya yakin masih bisa ikut natal dan tahun baru. Dan puji Tuhan, meskipun masih agak lemas, tapi saya bisa ikut kebaktian natal dan kebaktian tutup buka tahun untuk menerima janji Tuhan yang luar biasa di tahun 2006. Terutama pada kebaktian I tahun 2006. Tuhan mengawasi mulai dari awal sampai akhir. Itu saya pegang betul. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Meskipun anak ke-2, tapi merupakan pengalaman baru bila saya harus melahirkan normal. Tapi satu keyakinan saya lewat Firman bahwa Tuhan mengawasi, semuanya akan terjadi sesuai kehendakNya. Dia akan melakukan yang terbaik di pandangan mataNya.
Bisa melewati tahun baru bersama dengan kedua orang tua, suami, anak, terutama mama yang waktu itu sebenarnya masih dalam keadaan sakit. Tapi Tuhan tolong untuk tetap bisa ikut ibadah. Puji Tuhan.