Kami bersyukur pada Tuhan karena Tuhan sudah menolong mama kami melewati masa-masa kritis di rumah sakit beberapa waktu yang lalu. Selama 1 bulan (25 Desember 2005 – 24 Januari 2006) mama dirawat di rumah sakit karena tensi yang turun sampai 50/40, bahkan beberapa kali sempat tidak dapat dideteksi. Dokter dan perawat pun sebenarnya sudah memberitahu bahwa kondisi mama sudah tipis untuk bisa sembuh. Hanya mujizat Tuhan yang bisa menolong! Kami sudah pasrah saat itu terhadap kehendak Tuhan. Kami cuma berharap pada Tuhan agar kemurahanNya berlaku atas mama sehingga mama diberi kesempatan untuk kembali bisa beribadah/melayani Tuhan dengan kehidupan yang baru. Dan ternyata Tuhan mendengar doa kami, dan saat ini, meskipun masih dalam tahap pemulihan di rumah, kami boleh menyaksikan mujizat Tuhan yang dikerjakan hari demi hari membuat kondisi mama semakin membaik.
Pengharapan yang selalu kami doakan setiap kali di telinga mama adalah agar kemurahan Tuhan membuat kami bisa kembali bersama-sama beribadah/melayani Tuhan dalam suasana Firdaus yang sudah Tuhan janjikan dalam Kebaktian Tutup Buka Tahun yang lalu. Kami bersyukur untuk bisa langsung praktik firman hari-hari ini yakni mengasihi Tuhan dan sesama.
Ibadah sistem penggembalaan, yang masih berusaha kami tekuni terus, benar-benar menuntun nikah kami, memberi kekuatan/penghiburan di saat-saat kami lemah. Saat kami bisa menggunakan waktu untuk beribadah/melayani Tuhan, saat itu kami boleh benar-benar merasakan kebaikan/kasih setia Tuhan. Kami yang masih banyak ditandai cacat cela/kekurangan/kesalahan, masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan Dia yang Maha Kudus!!
Dua hal yang dipesankan oleh Gembala kami di Surabaya (Bapak Pdt. Pong Dongalemba Almarhum) kepada kami berdua saat akan pindah ke Malang tahun 2000 yang lalu, yang akan selalu kami ingat dalam hati:
Kami mengaku, masih banyak kekurangan/kelemahan kami sebagai anak terhadap orang tua maupun sebagai domba terhadap gembala dalam ibadah pelayanan kami. Oleh sebab itu, kami mohon tetap didoakan agar kami berdua bersama 2 buah nikah kami bisa makin diubahkan/disucikan oleh kuasa firman pengajaran, sampai satu saat kita semua diubahkan menjadi sama mulia dengan Tuhan, saat Dia datang kembali kali kedua.
Terima kasih untuk teladan kasih yang sudah kami lihat dan saksikan dalam kehidupan seorang gembala. Bukan untuk melebih-lebihkan, tapi perhatian dan doa yang terus dipanjatkan di tengah-tengah kesibukan beliau, benar-benar membuat kami bisa tetap tenang/damai untuk bisa hanya memandang Imam Besar/Gembala Agung yang selalu berbelas kasihan. Kami bisa rasakan tudung perlindungan yang dobel di dalam sistem penggembalaan ini.
Terima kasih juga pada seluruh sidang jemaat, tua-tua, pengerja, dan imam-imam yang sudah mendukung dalam doa untuk kesembuhan mama kami. Kami tidak mampu membalas itu semua, biarlah kiranya Tuhan yang akan memberkati kita semua. Amin.