Saya akan menyaksikan pertolongan Tuhan dalam studi saya.
Dulu saat sekolah, saya sering sekali menyontek teman pada saat ujian. Namun, setelah saya digembalakan dalam firman pengajaran benar, saya merasa diubahkan dari yang dulunya suka menyontek menjadi tidak berani bahkan tidak mau untuk menyontek kepada teman. Saya selalu belajar dengan giat, bahkan tidur saya menjadi kurang karena saya harus belajar untuk mempersiapkan ujian.
Di saat teman sekelas saya semuanya menyontek saya tetap ingat pada firman untuk selalu taat pada Tuhan. Saya selalu diejek teman-teman saya karena satu kelas hanya saya yang tidak pernah menyontek, tapi saya hanya diam saja.
Untuk taat pada Tuhan, memang sakit bagi daging karena hasil yang saya peroleh tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan. Nilai saya sering di bawah standar rata-rata, bahkan di saat penerimaan raport semester, teman saya yang selalu menyontek mendapat ranking 1 di kelas, sedangkan saya tidak. Rasanya ingin menyerah saja, tetapi firman selalu menguatkan untuk tetap taat apapun resikonya, dan kalimat yang membuat saya kuat adalah "lebih baik nilai jelek karena taat pada Tuhan, tetapi keselamatan tidak hilang daripada nilai bagus karena tidak taat pada Tuhan, tetapi keselamatan hilang". Itulah yang menguatkan saya untuk tetap taat pada Tuhan apapun yang saya hadapi.
Pada saat ujian akhir di kelas 12 teman saya sibuk mencari bocoran ke sana sini. Tetapi saya tetap diam, taat, dan berdoa pada Tuhan. Puji Tuhan pada saat pengumuman kelulusan, saya lulus dengan nilai terbaik di sekolah.
Saya bersyukur pada Tuhan karena semuanya adalah kemurahan dan kebaikan dari Tuhan bagi saya.
Setelah lulus saya tidak tahu harus kemana, saya bingung. Sebenarnya saya ingin melanjutkan studi saya ke perguruan tinggi. Mengingat kondisi ekonomi orangtua yang terbatas, saya berusaha untuk mencari beasiswa, awalnya saya mencoba mendaftar di perguruan tinggi negeri lewat jalur SNMPTN dan SBMPTN menggunakan beasiswa bidikmisi tetapi saya dinyatakan tidak lolos. Saya kecewa, putus asa, dan kuatir akan masa depan saya. Saya bingung dan tidak tau harus bagaimana.
Beruntung saya masih bisa mendengar firman, sehingga firman menegur, mengingatkan dan menguatkan saya bahwa apapun keadaan yang kita alami, kita harus berserah dan berseru pada Tuhan, selalu mengandalkan Tuhan. Sekalipun orang tua terbatas, tetapi masih ada Tuhan yang sanggup menolong.
Di situ saya memahami bahwa di saat saya mengalami sesuatu yang tidak bisa dipikir dan diperbuat lagi ternyata saya kurang berserah dan berseru pada Tuhan. Saya kurang mengandalkan Tuhan, tetapi hanya mengandalkan kekuatan sendiri. Saya mohon ampun pada Tuhan, apapun yang terjadi dalam hidup saya terserah Tuhan saja.
Kemudian saya mendapat informasi bahwa ada beasiswa full dari pemerintah kota Surabaya untuk bisa kuliah di Politeknik Swasta di Surabaya. Saya mencoba mendaftarkan diri, setiap tes saya jalani dengan hanya berdoa dan berserah kepada Tuhan, apapun hasilnya terserah Tuhan saja. Puji Tuhan saya dinyatakan lolos di Politeknik Swasta tersebut dengan beasiswa full dari pemerintah kota Surabaya, serta mendapat uang saku dan uang buku. Bahkan saya juga mendapat tempat kerja di Perusahaan yang ada di Surabaya. sehingga pada saat lulus nanti saya bisa langsung bekerja di perusahaan tersebut.
Semuanya hanya kemurahan dan kebaikan Tuhan bagi saya. Jika kita taat, berserah, berseru, dan mengandalkan Tuhan apapun yang kita alami, Tuhan akan mengulurkan tangan-Nya pada kita. Kekuatan kita terbatas, selebihnya Tuhan yang bekerja. Terima kasih kepada bapak dan ibu gembala atas doa-doanya, terima kasih juga kepada orangtua saya yang selalu sabar dan menguatkan saya.
Terimakasih, Tuhan Yesus memberkati.
Versi Cetak