Saya ingin menyaksikan kebaikan dan pertolongan Tuhan atas hidup saya.
Saya tidak mau menyimpan kuasa Tuhan yang sudah saya alami.
Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan masih memberikan kemurahan-Nya kepada saya, sehingga saya boleh mengenal firman pengajaran ini dan boleh tergembala di tempat ini, bahkan Tuhan memberikan kesempatan kepada saya untuk melayani.
Dalam firman pengajaran ini saya merasakan Tuhan mengubahkan hidup saya sedikit demi sedikit, meskipun terkadang masih ada kesalahan.
Sebelum masuk dalam firmam pengajaran, saya menganggap firman seperti angin lalu. Tapi lewat firman pengajaran yang disampaikan oleh bapak gembala dengan diulang-ulang, saya boleh mengerti bahwa firman harus dimengerti dan dipraktikkan bahkan melekat di hati.
Dulu saat SMA, saya pernah membuat SIM C, tetapi dengan cara yang tidak benar, sehingga sangatlah mudah untuk mendapatkan SIM. Tetapi saat saya kuliah di Surabaya saya tidak pernah mengendarai sepeda motor sampai SIM tersebut mati selama 3 tahun. Jika mati 3 tahun maka sudah tidak bisa diperpanjang lagi dan harus membuat baru.
Karena saya tidak mau bergantung pada orang terus-menerus, maka saya ingin membuat SIM baru.
Pada Februari 2015, saya mencoba untuk membuat SIM. Saat ujian teori saya tidak lulus dan harus mengulangi lagi. Karena tempat asal saya di luar kota Surabaya, maka untuk pembuatan SIM harus sesuai dengan KTP. Jika saat membuat SIM saya tidak lulus, maka saya harus izin tidak bekerja, supaya saya bisa pulang ke daerah saya dan mengikuti ujian ulang. Saya bercerita kepada seseorang jika saya ingin membuat SIM dan banyak tawaran yang diberikan kepada saya untuk membantu mempercepat dalam memperoleh SIM tersebut. Mereka bilang: Sudah tembak saja(pakai jalan pintas), pasti langsung jadi tanpa susah payah, bahkan ada yang mau membantu saya untuk langsung meminta bantuan kepada polisi yang dikenalnya.
Hampir semua orang berkata kepada saya: 'Susah untuk mendapat SIM, pasti tidak lulus-lulus, nanti kamu repot bolak-balik, buang-buang waktu dan menghabiskan uang banyak untuk ongkos ke sana,' karena uang yang saya keluarkan jauh lebih banyak dibandingkan jika saya pakai jalan pintas. Tapi firman yang saya dengar dalam kandang penggembalaan ini begitu meyakinkan saya bahwa saya harus berpegang teguh pada firman pengajaran yang benarapapun resiko yang harus saya hadapi, selalu hidup dalam kebenaran, dan harus taat dalam segala hal sekalipun itu perkara yang kecil.
Jadi saat tawaran-tawaran itu diberikan, saya tidak mau menerimanya, saya tidak peduli komentar mereka terhadap saya, yang penting saya mau taat pada Firman.
Saya berkata kepada mereka: 'Saya ingin membuat SIM sesuai dengan prosedur yang ada.'
Pada tanggal 25 Februari 2016, saya mencoba kembali untuk mengikuti ujian ulang. Di situ saya hanya bisa berdoa kepada Tuhan Yesus untuk menolong saya, menuntun saya dalam setiap proses yang saya hadapi. Saat dinyatakan ujian teori saya lulus, saya harus ujian praktik motor.
Hampir 6 tahun saya tidak pernah mengendarai kendaraan dan saat ujian praktik ini baru pertama kali saya mengendarai motor lagi. Sekali lagi saya hanya bisa berdoa dan memohon pertolongan Tuhan.
Dalam ujian praktik motor ini dinyatakan lulus, jika kaki tidak menyentuh tanah satu kalipun saat ujian praktik berlangsung. Selama ujian praktik motor berlangsung saya hanya menyebut nama Yesus, dan saya benar-benar merasakan kuasa Tuhan menolong saya. Saat saya mau jatuh, saat itu juga seperti ada yang menyeimbangkan motor yang saya kendarai. Saya percaya saat itu Tuhan ikut campur tangandan Tuhan tidak mengizinkan satu kalipun kaki saya menyentuh tanah sampai tahap terakhir dari ujian ini, dan akhirnya saya dinyatakan lulus oleh Polisi.
Saat di garis akhir pada tahap terakhir dari ujian tersebut, saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan Yesus atas pertolongan yang sudah Tuhan berikan kepada saya. Bagi saya hal ini merupakan mujizat yang Tuhan nyatakan kepada saya. Saya ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa ketika kita mau taat dalam segala hal dan hidup dalam kebenaran, maka Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita,
Tuhan tidak akan membiarkan kita menghadapinya sendiri dan Tuhan pasti akan menolong kita.
Ketika saya mendapatkan SIM baru tersebut sesuai dengan prosedur yang ada dan dengan harga yang murah, mereka sangat heran: Kok bisa ya kamu lulus secepat ini, padahal tidak lewat jalan pintas. Jika kita membuat SIM dengan jalan pintas, kita harus membayar sebesar 4x lipat dari harga sebenarnya.
Inilah kuasa pertolongan Tuhan yang nyata dalam kehidupan saya. Kiranya kesaksian ini dapat menjadi berkat bagi kita semua, dan biarlah nama Tuhan Yesus yang dipuji dan dipermuliakan.
Tuhan Yesus memberkati.
Versi Cetak