Salam sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Saya mau menyaksikan kebaikan Tuhanpada tahun 2015 ini yang mengubahkan saya.
Saya seorang pelayan Tuhan, kelihatan baik, tetapi sebenarnya saya sombong dan tak tahu diri. Karena kebaikan Tuhan, saya bisa menyadarinya dan dengan pertolongan Tuhan lewat tegoran dan hajaran dan melalui firman penggembalaan, saya diubahkan.
Sebelumnya saya selalu merasa bisa sendiri, mengandalkan akal pikiran. Tuhan menegur dan menghajar saya lewat perjalanan akademik.
Saat saya mulai mengerjakan Tugas Akhir (Skripsi), banyak kesulitan yang saya alami. Saya sering menganggap sepele. Dalam hati berkata: Semuanya gampang dan saya yakin dapat mengerjakannya tanpa bantuan siapapun. Namun banyak sekali revisi yang saya dapatkan. Dosennya juga susah ditemui. Namun saya masih jarang berdoa dan terus mengandalkan kemampuan sendiri.
Orangtua saya selalu menasehati untuk selalu ingat Firman Penggembalaan dan banyak berdoa. Saya hanya menjawab: "Ya" saja, tetapi kerap kali lupa dan tidak mau berdoa menyembah Tuhan.
Karena bosan dengan skripsi dan ulah dosen pembimbing yang sulit ditemui, saya coba buka usaha dengan teman-teman, dengan tujuan mengisi waktu luang, sambil mengerjakan skripsi. Yang terjadi justru saya jadi sering bergaul dengan orang-orang di luar Tuhan. Bergaul dengan anak-anak band, bisnis dan berpartner dengan salah satu perusahaan rokok di Indonesia (walaupun saya tidak merokok).
Hal itu saya lakukan karena upah yang menggiurkan. Padahal orang tua saya menganjurkan untuk fokus kuliah dan ibadah pelayanan saja. Namun lagi-lagi saya mengabaikan. Lagi-lagi saya mengandalkan logika dan berkata dalam hati: "Yang penting saya tidak merokok, minum, mabuk, narkoba dan lain-lain, dan yang penting saya tetap beribadah melayani." Saya berkali-kali mengatakan kepada ibu saya: "Mama gak usah kuatir, aku bisa jaga diri."
Sampai akhirnya saya putus asa, skripsi semakin kacau dan tidak jelas. Saya menangis kepada ibu saya dan berkata: "Susah sekali, Ma, mengapa aku tidak bisa mengerjakan skripsi?" Saya malah menyalahkan dosen pembimbingyang susah ditemui dan terlalu banyak melakukan revisi.
Ibu saya mengajak menyembah Tuhan dan mengaku dosadan berjajnji kepada Tuhan untuk melepaskan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan firman penggembalaan yang saya terima. Saya ingat firman Tuhan yang pernah disampaikan oleh bapak bembala: "Jalan tercepat untuk mendapat pertolongan Tuhan adalah mengaku dosa."
Esok harinya saya kembali menemui dosen pembimbing dan saya tidak ditolak lagi. Saya menangis terharu di mobil saya, tangan Tuhan yang kuat sudah menolong saya, Tuhan begitu baik. Selanjutnya Tuhan menyertai saya ke Propinsi Aceh dalam penyelesaian skripsi saya yang berkaitan dengan Gerakan Separatis Aceh Merdeka--gerakan ini cukup menakutkan bagi masyarakat Medan.
Semuanya lancar dan amandan hanya dalam tempo 2 jam saya memperoleh akses untuk data penelitian, selanjutnya mereka kirim lewat email. Tidak lama skripsi selesai dan dilanjutkan dengan sidang meja hijau dan wisuda.
Saya sangat percaya ini semua karena kemurahan dan kebaikan Tuhan, saya ingat Firman Tuhan: "Rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat supaya kamu ditinggikan pada waktunya."
Demikian kesaksian saya semoga menjadi berkat. Terima kasih kepada Tuhan Yesus, kepada bapak gembala dan ibu yang selalu membimbing dan mendoakan saya. Juga kedua orang tua saya.
Tuhan memberkati.
Versi Cetak