Saya ingin menyaksikan bahwa Tuhan tidak pernah menipu.
Suatu kemurahan Tuhan, kalau Tuhan izinkan saya ikut ibadah di Surabaya setiap hari minggu.
Awalnya, saya ikut ibadah di Surabaya karena pada hari minggu saya banyak waktu lowong; kegiatan ibadah dan latihan di Malang berjalan sampai jam 2 siang. Sisanya saya pulang, tidur atau jalan-jalan; kalau uang sudah habis, saya di rumah menonton TV dan tidur lagi, bahkan cenderung berbuat dosa. Oleh sebab itu saya gunakan waktu untuk ibadah ke Surabaya.
Seiring berjalannya waktu, ceritanya menjadi berbeda. Satu minggu penuh saya sibuk melakukan berbagai kegiatan, bahkan hari minggu juga masih sibuk. Di situ saya diuji, apakah saya masih bisa setia atau tidak.
Mendengar kesaksian-kesaksian, bahwa tidak sedikit yang harus berjuang untuk bisa beribadah. Di situ saya dikuatkan. Namun seringkali dalam hati saya mengeluh: "Tuhan, saya capek, kapan saya punya waktu untuk bersenang-senang?"
Hal itu yg selalu saya katakan menjelang hari minggu. Kalau sudah sabtu-minggu, rasanya seperti menghadapi hari senin, agak menakutkan, agak mengerikan.
Namun, firman selalu menguatkan dan menghiburkan.
Intinya, apa yang kita korbankan bagi Tuhan--asal benar--pasti TUHAN kembalikan. Mungkin tidak dikembalikan dengan hal yang sama, tetapi sudah jelas lebih indah; jauh di luar apa yang kita pikirkan.
Pertama: Tuhan beri tegoran kpada saya mengenai skripsi saya. Ada salah satu hari minggu, saya tidak ikut ibadah di Surabaya, karena ada deadlineuntuk mengumpulkan revisi skripsi; yang mau tidak mau mau harus dikumpulkan pada hari senin.
Alhasil hari minggu saya tidak ke Surabaya karena mengerjakan skripsi. Hasilnya sangat tidak maksimal, otak serasa buntu, dan hanya beberapa lembar yang selesai, yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kelancaran skripsi saya, bahkan besoknya malah bnyak revisi dr dosen.
Minggu depannya, masih diuji. Senin harus mengumpulkan skripsi lagi. Kali ini saya berdoa: "Tuhan tolong, supaya saya tetap bsa ke Surabaya."
Akhirnya saya ke Surabaya--dengan masih memikirkan skripsi yang belum selesai.
Dalam ibadah, sedikit ada rasa resah, tetapi firman berkata: Menyerah!Sampai 3 kali.
Setia, taat, dan benar, maka Tuhan akan melakukan mujizat. Hasilnya memang benar. pulang dari Surabaya, saya tiba di rumah dengan sedikit tenaga yang tersisa. Saya mengorbankan waktu tidur untuk mengerjakan skripsi saya. Rasaya seperti Tuhan tuntun; selesai hampir 1 bab pembahasan, dan besoknya dosen hanya berkata: Ok, tanpa memberi banyak revisi.
Ajaib, tetapi itulah Tuhan yang tidak pernah menipu.
Kedua: hari ni saya sebenarnya sakit; bangun tidur tidak enak badan, tetapi saya tetap ke gereja pagi di Malang.
Waktu pemberitaan firman, kepala saya pusing sekali; waktu latihan juga lemas; sampai tadi siang badan bertambah panas.
Awalnya seperti mau batal ke Surabaya. Tapi hati tidak sejahtera, dan akhirnya saya tetep brangkat ke Surabaya. Di perjalanan, saya gunakan untuk beristirahat sambil berdoa, supaya Tuhan kuatkan. Terserah mau bagaimana sakitnya, yang penting kuat ibadah.
Dan benar. Kalau ada kerinduan, Tuhan pasti tolong. Saat ini saya merasa lebih baik. Saya yakin bukan kebetulan, tetapi karena Tuhan ingin menguji iman saya.
Dari 2 pngalaman sederhana ini saya belajar untuk berkorban buat Tuhan.
Setia, taat, dan benar, maka pasti Tuhan tolong dan Tuhan tidak pernah menipu.
Lewat kesaksian ini saya berdoa, supaya Tuhan makin menyucikan saya untuk menjadi kehidupan yang lebih baik dan benar.
Ada ketakutan dalam bersaksi ini; takut kalau tidak konsekuen dengan apa yang saya saksikan, tetapi Tuhan tekankan bahwa mulut ini harus bersaksi. Biar Roh Kudus yang menolong dan memberi kekuatan.
Terimakasih, semoga jadi berkat. Amin.
Versi Cetak