Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Ibu Yohana Agustina

Minggu, 16 Agustus 2015
Versi Cetak Download Download
Beberapa hal yang akan kami saksikan:

  1. Pada 18 Oktober tahun lalu, saya harus memeriksakan ASTO(Anti-Streptolysin Titer O)--suatu tes untuk mengukur titer antibodi sebagai penanda apakah pernah terinfeksi dengan bakteri Streptococcus beta hemolyticus--dalam immunologi anak saya, karena pada tahun 2009 tiba-tiba ASTO-nya dinyatakan positif 200 lebih--yang seharusnya untuk anak-anak, ASTO-nya minus--, sehingga anak saya harus teraphy injeksi/suntik tiap bulan selama 5 tahun.

    Ini yang menyebabkan terjadinya RM(demam rematik), sesak, dan yang parah bisa sampai tidak bisa jalan; anak-anak yang saya lihat di rumah sakit Hermina, kebanyakan sampai opname, karena mereka tiba-tiba tidak bisa jalan setelah pulang sekolah.
    Saat harus ditest untuk melihat kondisi ASTO-nya, sejujurnya kami berdua takut, jika hasilnya tetap positif.

    Kami sama-sama bergumul--sampai Ezra pun belajar berpuasauntuk hal ini--, karena takut dan khawatir jika hasilnya tetap positif.
    Banyak teman-teman yang mengalami, setelah mendekati tahun kelima, hasil test tetap positif, sehingga harus lanjut untuk dilakukan suntukan selama 5 tahun lagi.

    Hari Sabtu, 18 Oktober anak saya diperiksa dan hari Senin hasilnya keluar. Setelah Ibadah kami buka di mobil, dan hasilnya negatif!. Puji Tuhan.

    Kami berdua sangat bersyukur.Ini semua karena kemurahan Tuhan dan mujizat serta doa penyahutan bapak gembala bersama ibu serta doa sidang jemaat.

    Tetapi Iblis rupanya tidak tinggal diam. Pada bulan Maret 2015, saat kontrol ke dokter, disarankan pengulangan 5 tahun lagiterkait jantung dengan RM(demam rematik); dinyatakan setelah kongres dokter-dokter anak sedunia. Saya tanya: 'Kenapa? Kan sudah negatif.'
    Dengan alasan a, b, c, dokter bilang: Disarankan saja untuk seperti itu.

    Kenyataan ini tidak bisa diterima oleh papanya Ezra. Dan menyatakan: Stop tidak perlu menuruti kata dokter!
    Kami berdua hanya diam
    , bingung dan saya hanya bisa berkata: 'Ezra, kita memang tidak bisa lepas sedetikpun untuk berharap dan bersandar sepenuh pada tangan Tuhan yang hidup. Kalau sudah seperti ini, papa bilang: Jangan, dokter bilang: Lanjut. Kita Cuma bisa diam.'

    Dan sesungguhnya, kami sudah merasakan ini mujizat Tuhan, karena dari yang positif bisa menjadi negatif, serta kondisi Ezra sudah tidak sesak lagi, main futsalpun dia tidak merasa apa-apa.
    Dalam kondisi seperti ini, kami belajar tunduk, dan hanya bergantung sepenuh kepada Tuhan. Kami percaya dalam baptisan ada kuasa bilur-bilur-Nya.

  2. Yang kedua: Terkait baptisan.
    Saat melihat anak-anak sekolah minggu dibaptis, saya senang karena saya sebagai guru sekolah minggu dapat melihat anak-anak sekolah minggu yang dulunya kecil, sudah beranjak remaja dan masuk dalam kelahiran baru.

    Tetapi disaat itu pula saya menangis, karena Ezra belum memutuskan untuk ikut baptisan. Memang baptisan tidak bisa didorong atau dihalangi.

    Hal ini merupakan pergumulan tersendiri, selain:

    • Pergumulan rumah tangga yang belum menyatu,
    • Pergumulan yang Ezra alami,
    • Pergumulan bagaimana Ezra bisa tetap tergembala pada pengajaran yang benar.
    • Pergumulan supaya Ezra digerakkan firman Tuhan, sehingga memutuskan untuk masuk dalam kelahiran baru.

    Hal ini juga merupakan pergumulan Ezra, bukan saya saja.
    Saat sudah tidak bisa berpikir dan saat Firman menguatkan saya, saya sering mengatakan: 'Tuhan, saya tidak tahu bagaimana jadinya nanti. Terserah Engkau saja Tuhan.', tetapi sering juga saya dan Ezra berkata: 'Kapan berakhir ya Ma, kapan kita bisa seperti yang lain, bisa bersama-sama satu keluarga beribadah.'

    Saat Ezra memutuskan untuk baptisan air, saya bahagia sekaligus cemas dan hanya berkata: 'Ya, doa sungguh-sungguh, ibadah juga sungguh-sungguh, dan doa untuk minta izin ke papa.'
    Jujur, kami berdua ada ketakutankalau tidak diizinkan baptisan air, karena papanya beribadah di gereja lain.

    Tetapi melalui baptisan ini saya banyak melihat kuasa firman penggembalaan yang luar biasa kami rasakan.

    • Pergumulan Ezra untuk mendapatkan izin dari papanyamelalui BBM--Blackberry Messenger--karena kalau secara lisan, kami takut dijawab: Tidak.
      Betapa cemas dan takutnya kami berdua menunggu jawaban dari papanya. Setelah dijawab: OK, barulah, baru bisa lega.

    • Proses kedua, berharap papanya hadir saat baptisan.
      Ibadah hari Minggu, 02 Agustus 2015, kami dikuatkan oleh lagu koor kaum muda: “Saat kau sendirian hadapi persoalan, serasa tiada jalan keluar….hanya Tuhan saja yang mengerti, yang memahami, serahkan segala bebanmu kepada Sang Penciptamu”.
      Saat mendengarkan lagu ini, kami berdua menahan tangis, saya lihat mata Ezra berkaca-kaca, saya tahu apa yang dia rasakan. Proses mendapatkan izin baptisan dan berharap papanya datang mendoakan, tidaklah mudah untuk dia alami.

      Firman hari Minggu sangat indah kami rasakan, menguatkan dan menunjukkan bahwa Tuhan sayang kami berdua, seperti Firman Tuhan katakan: Tuhan paling tidak tahan melihat air mata kita, sehingga ada harapan dan kepastian kita ditolong-Nya.

      Akhirnya, Tuhan menolong, sehingga papanya bisa hadirdi Malang, 08 Agustus 2015, walaupun saat itu bersamaan dengan undangan dari sepupunya yang menikahkan anaknya.

    • Proses ketiga, hari Minggu, sehari sesudah baptisan, inilah yang saya dan Ezra kuatirkan, di mana papanya masih juga mengajak untuk ibadah sekolah minggu di gerejanya, karena papanya juga guru sekolah minggu di gerejanya.

      Saya bingung, sedangkan Ezra tidak berani bilang apa-apa, kami tidak berani melawan.

      Bertahun-tahun, setiap Minggu selalu menahan rasa dukacita saat mengantar sampai pintu rumah. Ezra pergi ke sekolah minggu bersama papanya ke gereja lain. Setiap Minggu, sebelum berangkat kami berdua selalu berdoa: 'Tuhan tolongEzra, lindungi dan hindarkan dari ajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran firman-Mu. '

      Hari Minggu itu membuat hati kami sangat sedih sampai berhari-hari; sampai membuat kepala saya pusing berhari-hari, dan setengah hari bisa minum 4-5 obat pereda sakit kepala; tidak kuat menangggung semua ini.

      Sampai akhirnya kami berdua menghadap om dan tante Wi sebagai gembala kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami katakan dan lakukan. Tetapi, kembali firman Tuhan yang hidup mendahului kami, sebelum menghadap bapak gembala.

      Sungguh! Firman sebelum dan sesudah baptisan, sekaligus penataran imam-imam, mengoreksi saya pribadi dan menyiapkan Ezra. Saat mendengar firman: Imam menanggung kehinaan-Nya, rela sengsara daging menanggung kehinaan-Nya, saya dan Ezra saling melihat, dan seakan kami dipersiapkan harus mengalami ini semua.

      Saat menghadap bapak gembala, juga ditegaskan hal kebenaran dan tidak lagi mendengar ajaran lain, karena di gereja papanya, ada wanita yang diperbolehkan mengajar. Dan om ingatkan: Pegang firman Allah, seperti firman yang tadi didengar.

      Dalam perjalanan pulang, kami berdua menangis di dalam mobil, sudah tidak bisa berpikir bagaimana Ezra harus bilang ke papanya. Bagaimana jika papanya marah dan ditolak? Setiap ada rapat guru sekolah minggu di gerejanya, selalu tidak diperbolehkan kalau Ezra diajak pulang dulu oleh om atau omanya, jadi harus menunggu sampai rapat selesai.

      Saya sebagai seorang mama mengerti bagaimana hati perasaan Ezra. Hari Rabu, kami dengar firman di ibadah doa, benar-benar mengoreksi saya pribadi.
      Selama ini saya belum bisa jadi hisop yang dicelup dalam darah--tidak bisa rela dan tahan sengsara--apalagi menjadi hisop yang dicelup anggur asam dan empedu, sehingga saya dan Ezra belum mendengar Yesus berkata: “Sudah selesai!

      Karena sudah tawar hati, saya tidak pernah lagi mendoakan suami--papanya Ezra--kepada Tuhan. Tidak pernah ada doa syafaat. Hati sudah sangat tawar dan selama ini hanya bisa bertahan.
      Hisop yang lemah tapi juga tidak berguna, itulah saya. Firman Tuhan benar-benar menusuk perasaan hati. Berat dan tidak mudah melalui hari-hari kemarin.

      Saya katakan pada Ezra: 'Bersyukur Ezra bisa alami hal ini, tidak semua anak/teman mengalami seperti ini. Mulai dari izin baptisan sampai selesai, masih lanjut terus prosesnya. Harus ada air mata, duka, dan percikan darah untuk melangkah masuk baptisan dan melayani Tuhan serta tergembala dengan benar.' Pasti Tuhan mempunyai rencana yang indah. Ezra memang terlihat besar--badannya tinggi besar dan gemuk--, padahal umurnya masih 13 tahun lebih, tetapi ia harus mengalami air mata dan tertekan.

      Secara hati, saya ingin teriak, ingin berontak, tetapi firman Tuhan telah menguatkan.

      Hari Kamis, akhirnya Ezra izin ke papanya untuk melayani dan tidak lagi ibadah di gereja papanya. Walau lewat handphone, tetapi saya tahu itu proses berat, pastinya ada rasa takut dan cemas. Saat tahu sudah terbaca dan tidak dibalas, kami berpikir: 'Haduh hancur sudah.' Kami sudah siap jika harus dimarahi atau yang terjelek, keluar dari rumah.

      Siang pulang sekolah, dikirim ulang, baru jam 19.00 dibalas. Ajaib! Luar biasa! Mujizat Tuhan nyata!Terima kasih bapak gembala dan ibu, terima kasih guru-guru sekolah minggu! Seakan kami mengalami seperti Daniel. Entah bagaimana Tuhan bekerja pada papanya, sehingga hanya dijawab: terserah Ezra saja.

      Tidak percaya rasanya, sampai kami baca berulang-ulang dan saya memeluk Ezra. Terima kasih Tuhan.

    Hari Kamis malam dan Jumat-Sabtu adalah hari-hari yang indah, yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Malam Minggu mulai suara daging berbicara: Bagaimana kalau Minggu pagi papanya lupa dan ajak lagi ke gereja? Bagaimana jika jawabanya: ya terserah Ezra saja, hanya sampai pada kata-kata melayani, tapi tidak untuk tidak ke gereja papanya.

    Saya pesan ke Ezra: 'Harus tegas ya untuk besok.' Minggu pagi mulai dini hari sampai jam 8, kami berdua kembali gelisah, takut, dan cemas. Menunggu sambil berdoa: 'Tuhan nyatakan mujizat-Mu dengan sempurna.'

    Puji Tuhan, akhirnya aman dan benar-benar aman, papanya berangkat sendiri, dan tidak singgung apapun soal Ezra. Kembali kami berdua lega, Puji Tuhan!

Terima kasih Tuhan Yesus, terima kasih om tante untuk doa penyahutan gembala kepada kami yang tiada terukur dalamnya, terima kasih juga dukungan dan doa guru-guru sekolah minggu untuk Ezra bisa melalui proses yang berat ini.

Dan saya bisa melihat teladan guru-guru sekolah minggu yang ada di WR Supratman 4, dengan peristiwa ini.
Saya melihat bagaimana guru sekolah minggu sangat mendukung dan mengantar anak-anak sekolah minggu sampai lahir baru. Di sini saya melihat dan mengalaminya.

Sekali lagi, sungguh indah tergembala pada pokok anggur yang benar, firman penggembalaan yang benar bagaikan tangan Tuhan yang menuntun hidup kami. Sekarang memang belum semua pergumulan selesai, tetapi yang penting adalah firman tetap mengerjakan hati kami untuk bisa tetap menjadi hisop dan hati kami percaya bahwa suatu saat kami mendengar suara-Nya: "Sudah selesai!", untuk bisa tergembala bersama dan disatukan.

Dan kami berdua mau menggunakan kesempatan yang ada untuk ibadah melayani dengan sungguh-sungguh.
Saya diingatkan oleh rekan guru sekolah minggu--tante Ningsih--tentang firman tutup buka tahun: Tahun ini adalah tahun percikan darah, tapi juga tahun kemuliaan dan mujizat.

Dan di bulan ini, Tuhan beri kelepasan buat Ezra dan saya. Ezra sudah lahir baru, sudah tidak lagi beribadah di tempat lain, dan kami dituntun untuk jadi hisop yang dipakai Tuhan. Ini adalah hadiah terbesar buat saya, kelepasan dari pergumulan selama bertahun-tahun.

Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.

Versi Cetak

Kesaksian
  • Kebaktian Kunjungan di Bandung (Yohan)
    ... Bandung. Awal berangkat karena naik bis rombongan Malang mengatakan akan bertemu dengan rombongan Surabaya di tempat istirahat jam pagi. Tepat jam pagi saya sudah sampai di tempat istirahat di Tol Sidoarjo. Ternyata baru dapat kabar jam bis baru berangkat dari Malang. Jadi harus tunggu sekitar jam lebih di tempat istirahat ...
  • Pertolongan dan Kemurahan Tuhan dalam Pendidikanku (Sdri. Ivanna Emmanuela)
    ... Tuhan telah menyertai saya sehingga saya bisa menyelesaikan sekolah saya sampai SMA ini. Saya ingat sejak dulu saat saya menghadapi ujian-ujian atau apapun juga terutama ujian nasional saya selalu memohon doa pada bapak gembala. Saya merasakan uluran tangan pertolongan Tuhan melalui doa penyahutan bapak gembala. Hasil ujian saya baik melebihi ...
  • Menerima Firman Pengajaran (Tio Emma (siswi Lempin-El Angkatan XXVIII))
    ... Tuhan. Saya merasakan begitu besar berkat Tuhan dalam kehidupan saya selama berada di Lempin-El. Ya saya dapat memberikan seluruh kehidupan saya kepada Tuhan saat di Lempin-El. Pendeta Widjaja gembala saya saat saya berada di lempin-El berkata bahwa seorang hamba Tuhan tidak boleh meminta kepada orang lain. Ketika saya mendengar firman ...
  • Tuhan Membela Kuliah dan Ibadah Saya (Andro Damanik - Medan)
    ... blok . Tuhan sudah menolong saya di blok . Blok adalah topik Endokrin. Bagi saya topik ini adalah topik yg rumit yang mempelajari tentang hal-hal yang berkaitan dengan seluruh hormon-hormon di dalam tubuh manusia. Saya punya grup belajar dan beberapa hari sebelum ujian kami selalu diskusi dan melakukan responsi tanya ...
  • Berserah Pada Tuhan dan Tuhan Selesaikan Semuanya (Sdri. Artha Novena)
    ... tengah semester ada mata kuliah yang diujikan pada saat itu. Seperti biasa saya sudah mempersiapkan diri dengan belajar dan berdoa. Tetapi saat saya ujian ujian mata kuliah pertama open book jadi saya mencoba menjawab semua soal-soal tersebut sambil saya juga menghafal kembali mata kuliah kedua yang akan diujikan. Ketika ujian ...
  • Tuhan Tetap Setia Dalam Segala Hal (NN)
    ... kepada bapak dan ibu gembala yang begitu setia berdoa dan menggembalakan karena lewat Firman pengajaran yang terus diberitakan. Saya merasakan Tuhan begitu setia terus mengajar dan mendidik kita walau saya tidak setia Dia tetap setia. Seringkali di saat menderita kita bertekun berdoa bahkan berpuasa tapi setelah ditolong diberkati kita tidak ...
  • Firman Membuatku Sabar Menanti Waktu Tuhan (Sdr. Yohan)
    ... harus dari jarak dekat. Tapi saya lengah. Saya ragu-ragu untuk menyaksikan hal tersebut. Padahal Firman sudah sering mengatakan untuk kita inventaris kesaksian yang kecil-kecil. Dan akibatnya Tuhan buat mata kiri saya kembali jadi kabur seperti sebelumnya. Tetapi puji syukur Tuhan masih beri kesempatan untuk menyaksikan yang memang terlihat kecil dan saya ...
  • Tidak Ada yang Mustahil Bagi Tuhan (Ibu Wita Mertes (Jerman))
    ... semester tetapi langsung mengikuti smester sehingga saya harus mengejar pelajaran yang sebelumnya dalam jangka waktu bulan dan membuat tema yang baru untuk persiapan ujian memasuki smester yaitu ujian teori dan praktik pada bulan Januari - Februari yang lalu. Waktu itu hati saya merasa senang karena lumayan studinya diperpendek selama setengah ...
  • Berserah Pada Tuhan, itulah Yang Terbaik (Ibu Yosaf)
    ... menikah dan saya belum juga hamil semula saya tidak begitu memikirkannya saya memang belum mengharapkan anak tapi jika diberi oleh Tuhan saya terima . Tapi karena banyaknya pertanyaan dari sesama Bagaimana sudah berisi hamil ya Dan berulangkali pula saya menjawab Belum. Lama-lama saya menjadi kuatir-takut dan berpikir Apa saya bisa ...
  • Tuhan Tidak Tinggalkan Saya (Setiaman Ndraha)
    ... Tuhan yang saya alami dalam hidup saya. Selama kurang lebih minggu yang lalu saya menderita penyakit batuk yang tidak pernah sembuh walaupun sudah beberapa kali minum obat. Lewat penyakit ini saya bergumul kepada Tuhan dan Tuhan memberi kekuatan lewat ibadah Bible Study. Saat perjamuan suci saya mengalami mujizat yang luar ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.